Berita Kesehatan
Bullectomy, Pengangkatan Kantung Udara yang Rusak Akibat PPOK
Image :
Jumat, 06 Ags 2021 11:40:45

Seseorang dengan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) tentu membutuhkan pengobatan khusus. Salah satu penanganan untuk pasien PPOK biasanya dilakukan dengan prosedur bullectomy atau bulektomi. Namun, tidak semua pasien PPOK disarankan menjalani prosedur ini. Siapa saja yang membutuhkan bulektomi dan seperti apa prosedurnya? Berikut informasi lengkap yang perlu Anda tahu.

Apa itu bullectomy?

Bulektomi (bullectomy) adalah operasi yang dilakukan untuk mengobati pasien penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Operasi ini mengangkat bagian kantung udara (alveolus) yang rusak pada paru-paru.

Pada kondisi paru-paru yang sehat, alveolus berfungsi sebagai tempat pertukaran udara yang membantu mengalirkan oksigen dari paru-paru ke pembuluh darah.

Namun, kondisi alveolus yang rusak atau disebut juga dengan emfisema akan membentuk bula yang memenuhi ruang di paru-paru.

Bula ini tidak dapat menyerap oksigen dan meneruskannya ke dalam pembuluh darah sehingga menghambat proses pernapasan di paru-paru.

Semakin banyak alveolus yang rusak, semakin banyak pula bula yang terbentuk.

Akibatnya, bula bisa menekan jaringan lain di sekitar paru-paru sehingga menghambat aliran darah ke bagian paru-paru lain yang masih berfungsi.

Hal tersebut semakin menghambat fungsi paru-paru dalam menyerap oksigen dan memperparah gejala PPOK, salah satunya pasien dengan sesak napas yang serius.

Melalui bulektomi, bula yang mengganggu pernapasan di paru-paru akan diangkat. Alhasil, bagian paru-paru yang masih sehat bisa menjalankan fungsi pernapasannya dengan lebih optimal.

Kapan perlu melakukan bulektomi?

Tidak semua pasien PPOK harus menjalani operasi paru-paru ini. Menurut American Thoraic Society, bullectomy hanya efektif untuk pasien dengan kerusakan alveolus di bagian atas paru-paru.

Dokter juga akan mempertimbangkan melakukan bulektomi ketika ukuran bula di paru-paru cukup besar, yakni menempati 20-30% ruang di dalam paru.

Kondisi ini bisa lebih cepat memengaruhi bagian paru-paru lain yang masih berfungsi dengan normal.

Di samping itu, bullectomy tidak dapat dilakukan apabila ukuran bula di paru-paru terlalu kecil, misalnya kurang dari 1 sentimeter (cm).

Dokter akan menentukkan apakah operasi ini perlu dilakukan dengan memeriksa kondisi paru-paru melalui berbagai pemeriksaan medis.

Nah, Anda sebaiknya perlu berkonsultasi dengan dokter lebih lanjut jika mengalami gejala PPOK seperti di bawah ini:

  • nyeri pada dada,
  • dada terasa penuh dan sesak,
  • semakin sering mengalami batuk berdahak,
  • ujung-ujung jari membiru (sianosis),
  • merasa lebih mudah lelah,
  • bengkak pada kaki, lengan, dan pergelangan sendi.

Selain PPOK, bulektomi juga bisa dilakukan untuk mengatasi penyakit seperti:

Bagaimana proses bullectomy?

Bullectomy dilakukan di rumah sakit dan berlangsung selama beberapa jam. Selama operasi, pasien akan berada di bawah pengaruh obat bius (anestesi) sehingga tidak merasa kesakitan sama sekali.

Berikut adalah tahapan yang dilakukan dokter bedah paru selama melakukan bulektomi.

  1. Dokter melakukan torakotomi dengan membuat sayatan di bagian sekitar ketiak hingga menuju dada dengan bantuan toraskopi yang dilengkapi kamera.
  2. Setelah itu, dokter akan menggunakan toraskopi dan peralatan operasi lainnya untuk melihat bagian dalam paru-paru dan mencari di mana letak bula yang perlu diangkat.
  3. Dokter akan mengangkat bula dari bagian paru-paru yang terdampak.
  4. Setelah memastikan bula terangkat dan kondisi paru-paru normal, dokter akan menjahit sayatan operasi.

Apa yang harus dilakukan setelah operasi?

Setelah bullectomy dilakukan, Anda perlu melakukan perawatan selama 3-7 hari di rumah sakit.

Anda mungkin akan sedikit tidak nyaman dalam bernapas, tetapi dokter akan memberikan pengobatan yang membantu kondisi lebih cepat pulih.

Masa pemulihan biasanya berlangsung selama beberapa minggu setelah operasi. Anda mungkin perlu menjalani terapi, mengurangi kegiatan berat, dan minum obat secara rutin.

Setelah itu, Anda bisa kembali beraktivitas dengan normal, tetapi pastikan Anda benar-benar berhenti merokok sehingga fungsi paru-paru bisa semakin membaik.

Operasi bulektomi efektif mengatasi kondisi PPOK yang parah. Setelah bula diangkat dari paru-paru, pasien PPOK bisa bernapas dengan lebih baik. Beberapa gejala semula berlangsung parah juga akan mereda.

Menurut studi tahun 2013 dari Annals of Thoracic Surgery yang mengamati kondisi paru-paru pasien setelah melakukan bulektomi 3-20 tahun lalu, operasi paru-paru ini berhasil meningkatkan fungsi paru-paru pasien yang semula memiliki bula berukuran besar.

Apa saja risiko dari bulektomi?

Setiap prosedur operasi memiliki risiko. Untuk bulektomi, risiko terjadinya komplikasi akan menin

gkat pada pasien yang merupakan perokok berat atau mengidap PPOK stadium akhir.

Beberapa komplikasi yang bisa ditimbulkan dari bullectomy yaitu:

  • infeksi pada sayatan bekas operasi,
  • berat badan menurun secara drastis,
  • gangguan jantung hingga gagal jantung,
  • tekanan darah tinggi di sekitar jantung dan paru (pulmonary hypertension), dan
  • saturasi karbon dioksida di dalam darah tidak normal.
  • Jika mengalami beberapa gejala yang berkaitan dengan kondisi di atas, segera informasikan pada dokter yang menangani Anda.

    PPOK adalah penyakit paru yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan serius bahkan sampai menurunkan kualitas hidup pasiennya.

    Meskipun terdapat risiko, bulektomi dapat menjadi pilihan pengobatan PPOK yang tepat untuk meningkatkan fungsi paru-paru pasien.