Menurut WHO, setiap detik setidaknya ada satu orang yang terinfeksi tuberkulosis (TBC)di dunia. TBC di Indonesia bahkan menjadi penyakit infeksi yang menyebabkan kematian nomor satu. Sayangnya, masih banyak yang tidak mengenali gejala penyakit TBC. Maklum, banyak yang mengira ciri-ciri TBC yang muncul adalah penyakit pernapasan biasa, seperti pilek atau flu. Padahal, ada tanda penyakit TBC yang khas. Penting bagi Anda mengenali tanda-tanda TBC sedini mungkin agar tidak terlambat melakukan pengobatan.
Pusat pengendalian dan pencegahan penyakit di Amerika Serikat, CDC, menuliskan bahwa penularan TBC terjadi lewat udara saat penderita TB paru aktif mengeluarkan droplet mengandung bakteri.
Droplet tersebut dapat menyebar saat penderita TB batuk, bersin, atau berteriak.
Droplet sendiri adalah cairan yang berasal dari sistem pernapasan, seperti dahak atau ingus. Cairan dapat bertahan beberapa jam di udara dan mungkin terhirup melalui saluran pernapasan bagian atas.
Gejala awal TBC sendiri tidak langsung serta-merta tampak ketika tubuh terinfeksi. Sebagian besar penderita baru merasakan gejala setelah bertahun-tahun tertular bakteri tuberkulosis penyebab TBC.
Hal tersebut disebabkan oleh adanya tahapan infeksi bakteri tuberkulosis di dalam tubuh terlebih dulu.
Untuk mengetahui kapan tepatnya gejala awal TBC muncul, Anda perlu mengetahui tahapan mekanisme infeksinya terlebih dulu.
Dalam buku Tuberculosis yang ditulis oleh Diana Yancey, saat masuk ke dalam tubuh, bakteri Mycobacterium tuberculosis akan melalui tiga tahapan infeksi TBC, yaitu:
Tahap ini terjadi saat seseorang menghirup droplet dan bakteri masuk melewati mulut atau hidung menuju bagian luar paru-paru, yaitu alveolus.
Selanjutnya, bakteri mulai memperbanyak diri dan sebagian kecil dari jumlahnya masuk ke kelenjar limpa. Sampai sini, mungkin belum ada gejala awal yang muncul.
Setelah tahapan primer, sel-sel makrofag dalam sistem imun mulai melakukan pertahanan. Sel makrofag sendiri bertugas “melawan” bakteri TB.
Bakteri TB atau MTB memiliki struktur dinding sel yang kuat. Itu sebabnya, sekalipun makrofag terus berusaha memusnahkan, bakteri ini tetap mampu bertahan.
Sistem imun lantas mencari cara pertahanan lain dengan membentuk lapisan keras sebagai dinding pelindung yang mencegah penyebaran infeksi.
Jika cukup kuat, sel pertahanan mampu menghancurkan bakteri. Sebaliknya, jika tidak, bakteri akan masuk ke status dorman atau tidak aktif berkembang biak, alias “tidur”.
Bakteri bisa “tertidur” dalam waktu lama dan tidak menyebabkan gejala sama sekali. Itu sebabnya, orang yang tertular TBC mungkin tidak langsung menunjukkan ciri-ciri awal.
Fase tanpa gejala ini disebut juga TB laten. Meskipun terdapat bakteri tuberkulosis dalam tubuhnya, penderita TB laten tidak bisa menularkan penyakit TBC.
Daya tahan tubuh yang melemah dapat menyebabkan runtuhnya lapisan sel pertahanan yang telah dibangun untuk melindungi tubuh dari penyebaran infeksi bakteri tuberkulosis.
Alhasil, bakteri bangun dari tidurnya atau kembali aktif menginfeksi.
Tentu yang pertama dilakukan bakteri adalah merusak dinding sel pertahanan yang mengepungnya. Setelah itu, barulah bakteri memperbanyak diri dengan bebas.
Badan kesehatan dunia, WHO, menyebutkan kondisi kembali aktifnya infeksi bakteri TBC ini sebagai onset dari penyakit TB aktif.
Maksudnya, pada fase inilah infeksi bakteri mulai menunjukkan kemunculan gejala awal TBC.
Barulah gejala khas masalah pernapasan muncul di sini, seperti batuk. Namun, tidak ada ciri khusus atau gejala awal TBC yang spesifik.
Perubahan kondisi dari TB laten menjadi TB aktif dapat berlangsung selama beberapa bulan hingga bertahun-tahun.
Secara statistik, hanya 1 dari 10 orang penderita TB laten yang akhirnya berkembang menjadi TB aktif.
Berdasarkan organ yang diserang oleh bakteri tuberkulosis, penyakit TBC dibedakan menjadi TB paru dan TB ekstra paru.
TB ekstra paru terjadi ketika infeksi bakteri menyebar ke organ lain selain paru-paru. Namun, pada tahap awal infeksi aktif, bakteri pertama kali akan memperbanyak diri di paru-paru.
Oleh karena itu, ciri-ciri TBC yang utama akan berkaitan dengan masalah sistem respirasi.
Pada buku Tuberculosis in Adults and Children, dituliskan durasi berlangsungnya gejala TBC paru sangat bervariasi. Bisa beberapa minggu hingga bulanan.
Berikut ini adalah gejala khas penyakit TB paru aktif yang umum dialami:
Hampir semua penyakit yang menyerang saluran pernapasan akan menimbulkan gejala batuk, begitu pun dengan penyakit tuberkulosis. Hal ini karena adanya infeksi yang mengganggu jalannya pernapasan.
Batuk merupakan refleks alami tubuh yang bertujuan membersihkan saluran pernapasan dari organisme penyebab infeksi.
Infeksi tuberkulosis di paru-paru akan menyebabkan produksi lendir berlebih sehingga menyebabkan Anda batuk berdahak.
Namun, ada juga yang tidak memicu peningkatan produksi lendir dan membuat pasien TBC mengalami batuk kering.
Apabila kondisinya lebih berat, mungkin saja pasien TBC juga mengalami batuk disertai darah.
Perkembangan infeksi bakteri di paru-paru menyebabkan terjadinya peradangan yang meningkatkan produksi lendir di paru-paru.
Belum lagi, penumpukan sel-sel mati di paru-paru yang diakibatkan serangan bakteri tuberkulosis semakin menghambat keluar masuknya udara ke paru-paru.
Kondisi ini memunculkan gejala awal TBC yang membuat penderita kesulitan bernapas dengan lancar.
Salah satu gejala utama dan khas dari TBC selain batuk adalah keringat berlebih di malam hari.
Ciri TBC ini biasanya juga diikuti dengan kondisi tubuh yang lemas dan mengalami nyeri di bagian otot dan sendi.
Demam menandakan bahwa sistem imun sedang bereaksi melawan infeksi bakteri.
Ini sebabnya penderita TBC kerap merasakan demam dalam tahap awal infeksi aktif. Ciri TBC yang satu ini kemudian hilang dan kambuh dalam beberapa waktu.
Demam yang menjadi tanda penyakit TBC biasanya bisa dirasakan dalam waktu lebih dari 3 minggu.
Semua ciri-ciri TBC yang muncul bisa membuat penderitanya tidak nafsu makan. Batuk TBC yang terus-menerus bahkan bisa menyulitkan penderita untuk menelan makanan.
Pasien yang telah menjalani pengobatan TBC bisa semakin kehilangan nafsu makan.
Pasalnya, efek samping obat antituberkulosis dapat menyebabkan masalah pencernaan, gangguan nafsu makan, dan penurunan metabolisme.
Akibatnya, asupan nutrisi penderita TBC bisa tidak tercukupi dengan baik sehingga bisa kehilangan berat badan secara cepat dalam waktu singkat.
Apabila Anda mengalami gejala lain selain yang disebutkan di atas, Anda bisa mencari tahu kemungkinan jenis penyakit yang menyebabkan gangguan kesehatan yang Anda alami dengan pemeriksaan gejala di sini.
Ketika batuk Anda tak kunjung sembuh, kerap kali Anda menduga kemungkinan kena tuberkulosis. Ya, batuk TBC memiliki sedikit perbedaan dengan batuk biasa.
Batuk TBC biasanya terjadi terus-menerus selama setidaknya 2 minggu lebih. Gejala batuk TBC biasanya tidak akan mereda sekalipun Anda mencoba mengatasinya dengan minum obat batuk.
Selama batuk, penderita juga kerap merasakan nyeri pada bagian dada.
Seiring dengan perkembangan penyakit, terutama saat infeksi sudah semakin parah, batuk juga bisa disertai dengan dahak yang bercampur dengan darah yang berasal dari luka di bagian dalam paru-paru.
Untuk memastikan batuk yang Anda alami benar-benar disebabkan oleh TBC, tidak cukup hanya dengan mengenali ciri-ciri batuknya saja.
Gejala batuk kronis dapat menjadi tanda penyakit lain selain TBC paru. Oleh karena itu, sebaiknya Anda melalukan sejumlah pemeriksaan medis, seperti tes mantoux (uji tuberkulin) atau tes darah.
Tes mantoux dilakukan dengan menyuntikan cairan bernama tubercullin ke dalam kulit di bagian lengan.
Pemerikasaan selanjutnya dilakukan setelah 48-72 jam untuk melihat apakan terdapat indurasi (tonjolan) pada kulit dan menyesuaikan dengan hasil tesnya.
Terlambat mengobati atau tidak taat pada aturan minum obat TBC bisa menyebabkan komplikasi. Komplikasi TB paru ditandai ketika infeksi telah menjalar ke berbagai bagian tubuh lain melalui peredaran darah Anda.
Berikut ini adalah masalah kesehatan atau ciri penyakit TBC yang sudah parah dan menyebabkan komplikasi.
pemeriksaan TBCke dokter jika batuk Anda tak kunjung hilang setelah 2 minggu dan diikuti demam, berkeringat di malam hari, dan penurunan berat badan secara drastis.
Dokter selanjutnya akan melakukan rangkaian pemeriksaan untuk diagnosis TBC yang meliputi pemeriksaan fisik, tes mantoux, tes rontgen dada, dan pemeriksaan laboratorium lainnya.
Setelah hasil diagnosis menunjukkan Anda positif mengidap TBC, Anda perlu menaati aturan pengobatan TBC dengan baik agar bisa sembuh total.