Gigi gingsul mungkin menjadi daya ketertarikan tersendiri bagi beberapa orang. Sebagian menganggap senyuman dengan gigi gingsul terlihat lebih manis, tapi ada juga yang terganggu dengan keberadaannya sehingga memutuskan dicabut.
Memang, setiap orang memiliki pendapatnya masing-masing terhadap gigi gingsul. Namun jika dilihat dari sisi kesehatan, adakah dampak yang ditimbulkan dari gigi gingsul? Lalu, haruskah gigi gingsul dicabut?
Beberapa orang merasa gigi gingsul tidak selalu terlihat buruk sehingga berpikir untuk tidak dicabut. Bahkan, di Jepang, gigi gingsul justru menjadi hal yang sangat diidam-idamkan dan menjadi tren di antara para remaja.
Sayangnya, gigi gingsul ternyata juga dapat berdampak pada gangguan kesehatan yang tentunya bisa menimbulkan rasa tak nyaman di daerah mulut.
Kondisi gigi gingsul sendiri bisa disebabkan oleh beberapa hal. Pada orang dengan rahang yang terlalu kecil, gigi yang tumbuh dengan padat akhirnya akan bergeser sehingga akhirnya tumbuh ke arah yang tak seharusnya.
Ada juga yang memiliki ukuran rahang yang berbeda antara atas dan bawah. Biasanya kondisi ini juga disertai overbite, gigi atas yang terlalu maju ke depan atau under bite, di mana rahang bawah menonjol ke depan dan menyebabkan gigi bawah memanjang melampaui gigi atas.
Sumber: Fuller DentalSelain itu, gigi gingsul bisa disebabkan karena adanya pergeseran antara gigi susu dengan gigi permanen yang akan tumbuh. Terkadang gigi susu yang belum terlepas dapat bergeser dan membengkok di antara kedua gigi permanen karena ukurannya terlalu kecil untuk mengisi ruang gusi.
Beberapa kasus gigi gingsul seringnya dibiarkan, tapi terkadang kondisi ini juga bisa mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Salah satunya, gigi gingsul mungkin dapat mengganggu Anda saat mengunyah makanan sehingga harus dicabut.
Proses yang seharusnya mudah ini bisa menjadi sulit dan terasa menyiksa. Hal ini nantinya dapat berujung pada masalah pencernaan.
Anda pun mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama saat membersihkan gigi. Bila tidak dirawat dengan baik, gingsul bisa menjadi tempat bertumbuhnya mikroba jahat di dalam mulut.
Jika dibiarkan, tentu saja hal ini bisa menimbulkan penumpukan plak penyebab gigi berlubang serta infeksi pada gusi.
Sebenarnya, gingsul tidak harus dicabut selama tidak mengganggu, terutama bila posisi gigi gingsul tidak terlalu maju dan jauh bergeser dari susunan lurus gigi.
Namun, pencabutan gigi mungkin akan diperlukan jika gigi memiliki masalah overcrowding di mana gigi tumbuh dengan kepadatan berlebih yang membuatnya saling tumpeng tindih.
Bagi Anda yang lebih percaya diri dengan tampilan gigi yang rapi, ada beberapa metode yang bisa dilakukan untuk mengatasi gigi gingsul. Berikut beberapa di antaranya:
Metode ini telah banyak digunakan bagi yang ingin membuat tampilan gigi menjadi lebih rapi. Kawat gigi bisa digunakan oleh berbagai kalangan usia, tapi akan lebih baik penggunaannya pada anak-anak yang jaringan tulang dan gusinya lebih fleksibel dan lentur.
Kawat gigi juga terdiri dari beberapa pilihan seperti kawat gigi logam, keramik, dan kawat gigi berbahan plastik transparan.
Jenis kawat gigi yang paling umum digunakan adalah kawat gigi berbahan metal dengan tambahan karet berwarna-warni. Kawat gigi jenis ini cocok digunakan bagi orang-orang yang memiliki susunan gigi yang lebih berantakan.
Serupa dengan kawat gigi, metode ini dilakukan untuk meluruskan susunan gigi. Bedanya, metode ini menggunakan bantuan perangkat yang akan membuat proses meluruskan gigi jadi lebih singkat.
Salah satunya adalah menggunakan alat bernama Acceledent. Nantinya, alat ini akan bekerja secara otomatis dengan mendorong gigi bengkok dengan lembut ke arah posisi kawat gigi.
Bagaimanapun, membenarkan posisi gigi gingsul tidak bisa sembarangan dan harus disesuaikan dengan kondisi susunan gigi yang Anda miliki.
pindai x-ray untuk mengetahui posisi gigi dan melihat adanya gigi yang akan tumbuh sebelum memulai perawatan. Maka dari itu, konsultasikan dahulu kepada dokter gigi untuk gigi gingsul perlu dicabut atau dibiarkan.