Berita Kesehatan
Apa itu Pneumonia Bakterial?
Selasa, 12 Mei 2020 08:53:33

Bacterial pneumonia atau pneumonia bakterial adalah suatu infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri masuk ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan atau peredaran darah. Pneumonia ini akan mengganggu fungsi paru-paru, sehingga menyebabkan tubuh kehilangan oksigen. Kondisi ini akan menyebabkan sel-sel organ menjadi terganggu karena kekurangan oksigen. Jika tidak ditangani segera dengan tepat, pneumonia dapat mengakibatkan komplikasi yang fatal.

 

Gejala Pneumonia Bakterial

Beberapa gejala umum pneumonia, antara lain:

  • Batuk berdahak kuning atau kehijauan, dan terkadang disertai darah.
  • Demam tinggi hingga menggigil.
  • Kelelahan.
  • Kesulitan bernapas atau sesak napas.
  • Nyeri dada, terutama saat bernapas.
  • Nyeri kepala atau nyeri otot.
  • Tekanan darah yang rendah.
  • Kebingungan atau kesadaran menurun.

 

Penyebab Pneumonia Bakterial

Pneumonia bakterial terjadi saat bakteri melewati mekanisme pertahanan tubuh, masuk ke dalam paru-paru, dan menyebabkan radang. Beberapa bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia, meliputi Streptococcus sp., Mycoplasma sp., Staphylococcus sp., Haemophilus sp., dan Legionella sp.

 

Faktor Risiko Pneumonia Bakterial

Beberapa faktor risiko seseorang dapat mengidap pneumonia bakterial, antara lain:

  • Bayi dan anak-anak di bawah usia 2 tahun, karena sistem imun belum sempurna.
  • Dewasa berusia lanjut di atas 65 tahun.
  • Kebiasaan merokok, karena merusak sistem imun alami tubuh.
  • Mengidap penyakit kronis seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis, dan penyakit jantung.
  • Sistem imun lemah, seperti pada pengidap HIV/AIDS, transplantasi organ, kemoterapi kanker, atau pengguna steroid jangka panjang.

 

Diagnosis Pneumonia Bakterial

Dokter akan mendiagnosis pneumonia bakterial dengan melakukan wawancara medis lengkap meliputi tanda, gejala, serta perjalanan penyakit yang dialami pengidap. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik yang menyeluruh, terutama di bagian paru-paru. Jika diperlukan, dokter akan meminta untuk dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Pemeriksaan rontgen dada, untuk menilai gambaran paru dengan lebih akurat.
  • Pemeriksaan darah, untuk menilai gambaran terjadinya infeksi, serta untuk mengetahui kadar oksigen dalam darah melalui pemeriksaan analisa gas darah.
  • Pemeriksaan dahak, untuk mengetahui jenis bakteri penyebab pneumonia.

 

Pencegahan Pneumonia Bakterial

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah pneumonia bakterial, antara lain:

  • Menjalankan pola hidup sehat, dengan cukup beristirahat, mengonsumsi makanan bergizi, dan rutin berolahraga.
  • Menjalani vaksinasi agar terhindar dari pneumonia. Vaksin pneumonia bagi orang dewasa berbeda dengan anak-anak.
  • Menjaga kebersihan, dengan mencuci tangan agar terhindar dari penyebaran virus atau bakteri penyebab pneumonia.
  • Menghindari konsumsi minuman beralkohol, karena dapat menurunkan daya tahan paru-paru, sehingga lebih rentan terserang pneumonia.
  • Menghentikan kebiasaan merokok, untuk mencegah kerusakan paru-paru, yang dapat mempermudah terjadinya infeksi.

 

Pengobatan Pneumonia Bakterial

Pengobatan pneumonia bertujuan untuk menyembuhkan infeksi yang terjadi, serta mencegah komplikasi yang dapat ditimbulkan. Pengobatan dilakukan sesuai dengan penyebab serta tingkat keparahan yang dialami pengidapnya. Bagi pengidap pneumonia ringan, umumnya tidak memerlukan rawat inap di rumah sakit, dan dapat diberikan obat berupa:

  • Analgesik dan Antipiretik. Obat-obatan ini diberikan untuk meredakan demam dan rasa tidak nyaman. Contoh obat ini, antara lain Ibuprofen atau Paracetamol.
  • Antitusif atau Mukolitik. Obat-obatan ini diberikan untuk meredakan batuk, sehingga pengidap dapat beristirahat. Pemberian obat ini sebaiknya dilakukan dalam dosis yang rendah. Selain meredakan batuk, terdapat jenis obat batuk yang berfungsi untuk mengencerkan dahak (mukolitik).
  • Antibiotik. Obat ini diberikan untuk mengatasi pneumonia yang disebabkan oleh bakteri. Umumnya, pengidap pneumonia memberi respons yang baik terhadap antibiotik dalam waktu 1-3 hari.

 

Namun demikian, pengidap pneumonia yang telah berusia di atas 65 tahun, berusia kurang dari 2 tahun, tampak lebih sering tidur dan lemas, sesak napas, memiliki kadar oksigen darah yang rendah, mengalami dehidrasi, fungsi ginjalnya menurun, memiliki tekanan darah rendah, suhu tubuhnya di bawah normal, dan detak jantungnya tidak normal, sebaiknya segera dilarikan ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan yang intensif.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika mengalami beberapa gejala yang telah disebutkan sebelumnya secara terus-menerus serta tidak kunjung membaik, sebaiknya segera mencari pertolongan dokter. Terutama bagi anak-anak di bawah usia 2 tahun, lansia di atas 65 tahun, orang dengan sistem imun yang lemah, sedang menjalani kemoterapi, atau mengonsumsi obat-obatan yang menghambat sistem imun, jika mengalami gejala seperti:

  • Batuk berdahak yang sering.
  • Demam lebih dari 39° Celsius.
  • Kesulitan bernapas atau sesak napas.
  • Nyeri dada.