Berita Kesehatan
Acute Respiratory Distress Syndrome
Senin, 16 Okt 2023 14:49:40

ARDS atau acute respiratory distress syndrome adalah gangguan pernapasan berat yang disebabkan oleh penumpukan cairan di alveoli atau kantung udara kecil di paru-paru. Gejala utamanya adalah sesak napas berat dan sulit bernapas.

ARDS sering disebabkan oleh penyakit kritis, seperti sepsis atau pneumonia berat. Salah satu penyebab pneumonia yang saat ini sedang menjadi pandemik adalah virus Corona (COVID-19). Menurut sejumlah penelitian, beberapa pasien COVID-19 bisa mengalami ARDS dalam perjalanan penyakitnya.

ARDS merupakan kondisi darurat yang mengancam nyawa penderitanya. Sehingga perlu mendapat penanganan yang cepat dan tepat.

Penyebab Acute Respiratory Distress Syndrome

ARDS disebabkan oleh kerusakan alveoli akibat merembesnya cairan dari pembuluh darah kapiler di dalam paru-paru ke dalam alveoli. Alveoli adalah kantong udara di paru-paru yang berfungsi menyalurkan oksigen ke darah dan mengeluarkan karbondioksida dari dalam darah.

Pada kondisi normal, membran yang melindungi pembuluh darah kapiler menjaga cairan tetap di dalam pembuluh darah. Namun, pada ARDS, cedera atau penyakit berat menyebabkan kerusakan pada membran pelindung tersebut, sehingga cairan bocor ke alveoli.

Penumpukan cairan tersebut membuat paru-paru tidak bisa terisi udara, sehingga pasokan oksigen ke aliran darah dan tubuh menjadi berkurang. Kekurangan pasokan oksigen ini akan menyebabkan terhentinya fungsi organ, termasuk otak dan ginjal. Jika dibiarkan, kondisi ini akan mengancam nyawa penderitanya.

Beberapa kondisi dan penyakit yang bisa menyebabkan ARDS adalah:

  • Sepsis
  • Cedera di kepala atau dada, misalnya akibat benturan atau kecelakaan
  • Pneumonia (infeksi paru-paru) yang berat
  • Luka bakar
  • Menghirup zat berbahaya, seperti asap pekat atau uap kimia
  • Tersedak atau kondisi nyaris tenggelam
  • Menerima transfusi darah dengan volume darah yang banyak
  • Pankreatitis

Faktor Risiko Acute Respiratory Distress Syndrome

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena ARDS, di antaranya:

  • Berusia di atas 65 tahun
  • Memiliki kebiasaan merokok
  • Memiliki kecanduan minuman beralkohol
  • Menderita penyakit paru-paru kronis
  • Menderita kelainan genetik
  • Menderita obesitas
  • Mengalami overdosis obat-obatan tertentu

Gejala Acute Respiratory Distress Syndrome

Gejala ARDS dapat berbeda-beda pada setiap penderitanya, tergantung penyebab, tingkat keparahan, dan apakah ada penyakit lain yang diderita, seperti penyakit jantung atau penyakit paru-paru.

Beberapa gejala dan tanda yang dapat muncul pada penderita ARDS adalah:

  • Napas pendek dan cepat
  • Sesak napas
  • Tekanan darah rendah (hipotensi)
  • Tubuh terasa sangat lelah
  • Keringat berlebih
  • Bibir atau kuku berwarna kebiruan (sianosis)
  • Nyeri dada
  • Denyut jantung meningkat (takikardia)
  • Batuk
  • Demam
  • Sakit kepala atau pusing
  • Bingung

Diagnosis Acute Respiratory Distress Syndrome

Dokter akan menanyakan gejala dan riwayat penyakit pasien, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik yang dilakukan antara lain pemeriksaan tanda-tanda vital, seperti laju atau frekuensi pernapasan, tekanan darah, denyut nadi, suhu, serta warna kebiruan pada bibir dan kuku, dan pemeriksaan fisik dinding dada.

Untuk memastikan diagnosis dan penyebab, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan di bawah ini :

  • Tes darah, untuk mengukur kadar oksigen dalam darah (analisa gas darah) dan memeriksa kemungkinan anemia atau infeksi
  • Rontgen dada, untuk melihat lokasi dan banyaknya penumpukan cairan di dalam paru-paru, sekaligus mendeteksi kemungkinan pembesaran jantung
  • CT scan, untuk melihat kondisi paru-paru dan jantung dengan gambaran yang lebih detail
  • Ekokardiografi (USG jantung), untuk menilai kondisi dan struktur jantung serta mendeteksi ada tidaknya gangguan fungsi jantung
  • Elektrokardiogram (EKG), untuk melihat aktivitas kelistrikan jantung dan  menyingkirkan kemungkinan gejala disebabkan oleh penyakit jantung
  • Kultur atau pemeriksaan sampel dahak, untuk mengetahui bakteri atau mikroorganisme lain yang menyebabkan infeksi
  • Biopsi atau pengambilan sampel jaringan dari paru-paru, untuk menyingkirkan kemungkinan gejala disebabkan oleh penyakit paru-paru selain ARDS

Pengobatan Acute Respiratory Distress Syndrome

Pengobatan ARDS bertujuan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah agar organ tubuh pasien berfungsi normal dan terhindar dari gagal organ. Tujuan lain dari pengobatan ARDS adalah untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi.

Beberapa metode untuk mengatasi ARDS adalah:

  • Memberikan bantuan oksigen melalui selang hidung atau masker bagi pasien dengan gejala ringan
  • Memasang alat bantu napas dan ventilator untuk membantu mengalirkan oksigen ke paru-paru
  • Memberikan cairan melalui infus
  • Memberikan asupan nutrisi menggunakan selang nasogastrik yang dipasang melalui hidung
  • Memberikan obat antibiotik untuk mencegah dan mengatasi infeksi
  • Memberikan obat pengencer darah untuk mencegah penggumpalan darah di kaki dan paru-paru
  • Memberikan obat pereda nyeri, obat untuk mengurangi asam lambung, dan obat untuk meredakan kecemasan

Bagi pasien ARDS yang dalam masa pemulihan, disarankan untuk menjalani rehabilitasi paru. Tindakan ini bertujuan memperkuat sistem pernapasan dan meningkatkan kapasitas paru-paru.

Komplikasi Acute Respiratory Distress Syndrome

Penderita ARDS dapat mengalami komplikasi, baik akibat ARDS itu sendiri maupun akibat efek samping dari pengobatannya. Beberapa komplikasi tersebut adalah:

  • DVT (deep vein thrombosis) atau penggumpalan darah pada pembuluh darah vena dalam di tungkai akibat berbaring terus menerus
  • Pneumothorax atau penumpukan udara pada selaput pleura, umumnya terjadi akibat tekanan udara dari penggunaan ventilator
  • Infeksi paru-paru akibat masuknya kuman ke paru-paru melalui alat bantu napas
  • Fibrosis paru atau pembentukan jaringan parut di paru-paru yang membuat paru-paru makin sulit memasok oksigen ke darah

Selain komplikasi di atas, penderita ARDS yang berhasil sembuh bisa mengalami gangguan kesehatan jangka panjang, seperti:

  • Gangguan pernapasan, seperti napas pendek, sehingga pasien membutuhkan bantuan oksigen dalam jangka panjang
  • Gangguan daya pikir dan daya ingat akibat kerusakan otak
  • Lemah dan atrofi otot akibat terlalu lama tidak digunakan untuk bergerak (pada pasien yang harus berbaring lama)
  • Depresi

Pencegahan Acute Respiratory Distress Syndrome

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya ARDS, yaitu:

  • Menghentikan kebiasaan merokok dan menjauhi paparan asap rokok
  • Menghentikan konsumsi minuman beralkohol
  • Menjalani imunisasi flu setiap tahun dan imunisasi PCV setiap 5 tahun untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi paru-paru