Berita Kesehatan
Waspada! Penyakit Gusi dan Mulut Bisa Semakin Parah jika Diabaikan
Rabu, 13 Sep 2023 15:01:14

Penyakit gusi dan mulut adalah salah satu masalah yang sering diabaikan. Pasalnya, penyakit gusi dan mulut tidak selalu menimbulkan rasa sakit, bahkan Anda mungkin tidak menyadari sedang mengalaminya. 

Akibatnya, Anda akan kembali meneruskan kebiasaan malas gosok gigi atau makan makanan manis yang bisa memperparah gejala penyakit gusi dan mulut. Apa saja gejala penyakit gusi dan mulut? Cari tahu lewat ulasan berikut ini!

Apa itu penyakit gusi dan mulut?

Penyakit gusi sebagian besar disebabkan oleh kebersihan mulut yang buruk. Ketika Anda malas menggosok gigi dan sering makan makanan manis, bakteri akan lebih mudah tumbuh dan berkembang menjadi plak. Akibatnya, bakteri dapat menginfeksi gusi secara perlahan dan merusak gigi.

Selain karena malas gosok gigi, penyakit gusi dan mulut dapat diperparah oleh kebiasaan merokok. Bahkan, merokok berpotensi membuat pengobatan menjadi tidak efektif. 

Pada beberapa kondisi, Anda jadi lebih rentan terkena penyakit gusi dan mulut saat mengidap diabetes, minum obat-obatan tertentu, mengalami perubahan hormon pada wanita, atau terdapat faktor genetik.

Menjaga kebersihan gigi dengan baik dapat membantu mencegah hal-hal buruk yang mungkin terjadi dan berpengaruh pada mulut Anda.

Kebersihan gigi dan mulut dari bakteri penyebab sakit gigi hingga radang gusi dapat pula mencegah timbulnya bakteri penyebab penyakit mulut seperti, xerostomia, bau mulut hingga sariawan.

Dikutip dari NHS UK, gusi yang sehat adalah gusi yang berwarna merah muda, kencang, dan menjadi tempat gigi menancap dengan kuat. 

Gusi dan mulut yang sehat tidak akan mudah berdarah bila terkena gesekan sikat gigi. Oleh karena itu, perhatikan setiap tanda dan gejala penyakit gusi dan mulut yang mungkin terjadi pada Anda.

Tanda dan gejala penyakit gusi dan mulut

Gejala penyakit gusi yang paling umum adalah gusi bengkak, kemerahan, sampai mengalami perdarahan. Sedangkan untuk penyakit mulut yang paling umum adalah mulut kering, bau mulut, dan luka seperti sariawan. 

Bila dibiarkan, gejala penyakit-penyakit tersebut akan berkembang menjadi kondisi yang serius.

Gejala penyakit gusi

Tahapan awal penyakit gusi disebut dengan gingivitis. Gingivitis bersifat reversibel atau dapat disembuhkan dengan cara rutin menggosok gigi dengan baik dan benar. Gejala gingivitis umumnya berupa gusi merah, bengkak, dan mudah berdarah saat Anda menyikat gigi atau makan makanan bertekstur keras.

Bila gingivitis tidak diobati, maka bakteri penyebab penyakit gusi akan menyebar ke jaringan dan tulang yang mendukung gigi. Kondisi ini dikenal sebagai periodontitis atau penyakit periodontal. Gejala penyakit gusi lanjutan atau periodontitis ini meliputi:

  • Bau mulut (halitosis)
  • Rasa tidak enak di mulut
  • Gigi renggang yang membuat sulit makan
  • Abses gusi atau tumpukan nanah yang muncul di bawah gusi atau gigi

Pada kasus tertentu, gejala penyakit gusi yang dibiarkan akan bertambah parah, menjadi gingivitis ulseratif akut nekrosis (ANUG). Kondisi ini biasanya dialami oleh orang yang tidak pernah menggosok gigi dan mengabaikan pola hidup sehat.

Gejala penyakit gusi ANUG biasanya lebih parah daripada gejala penyakit gusi lainnya, di antaranya:

  • Gusi berdarah
  • Ulkus atau luka yang menimbulkan sakit berkepanjangan
  • Gusi surut hingga menyebabkan gigi terlihat lebih panjang dari sebelumnya
  • Bau mulut
  • Rasa logam di mulut
  • Air liur berlebih
  • Sulit menelan atau berbicara
  • Demam

Kemungkinan masih ada tanda dan gejala lainnya yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Gejala penyakit mulut

Tidak jauh berkaitan dengan penyakit gusi, penyakit pada mulut juga bisa timbul akibat bakteri yang seringkali menyerang gigi Anda. Beberapa penyakit mulut yang umumnya terjadi adalah mulut kering, bau mulut, luka pada mulut mulai dari sariawan hingga oral thrush.

Mulut kering dan bau mulut

Mulut kering dan bau mulut kondisi yang paling sering terjadi dan paling mudah disembuhkan namun tetap tidak boleh disepelekan.

Xerostomia atau mulut kering adalah kondisi saat kelenjar air liur tidak mampu menghasilkan cukup air liur untuk melembapkan rongga mulut. Sedangkan, bau mulut atau halitosis merupakan kondisi mulut yang memunculan aroma tidak sedap umumnya disebabkan oleh bakteri yang berkembang liar dalam mulut.

Dikutip dari Mayo Clinic, mulut yang terus menerus terasa kering, akan membuat Anda kesulitan dalam mengunyah, menelan, dan bahkan berbicara. Kondisi ini dapat menyebabkan lidah menjadi kasar, muncul sariawan, dan bibir retak-retak.

Bau mulut atau halitosis merupakan salah satu gejala dari beberapa gejala yang ada pada kondisi mulut kering. Berikut beberapa gejala secara lebih lengkapnya:

  • Merasa kering pada mulut, tenggorokan, atau lidah
  • Bibir pecah-pecah
  • Muncul sariawan di mulut
  • Mengalami infeksi di mulut
  • Bau mulut yang parah
  • Merasakan sensasi panas atau terbakar di mulut
  • Sering merasa kehausan
  • Air liur yang kental dan lengket
  • Kesulitan mengecap, mengunyah, menelan, atau berbicara

Sariawan

Jika diabaikan, bau mulut dan mulut kering bisa menimbulkan kondisi lainnya sesuai dengan gejala yang mengikutinya seperti sariawan. Sariawan atau yang dikenal juga dengan istilah stomatitis aftosa merupakan luka kecil yang dangkal dan terasa sakit di rongga mulut. Luka dapat muncul di bibir dalam, pipi dalam, langit-langit mulut, lidah, serta gusi.

Tanda-tanda yang dapat menjadi gejala dari sariawan yang paling umum adalah luka berbentuk bulat atau oval. Bagian tengah luka biasanya berwarna putih atau kekuningan dan merah pada tepiannya.

Penyakit mulut lainnya yang perlu Anda hindari dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah oral thrush atau kandidiasis mulut. Merupakan infeksi jamur yang terjadi di mulut yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. 

Infeksi jamur pada mulut adalah kondisi dimana timbulnya lesi atau jaringan abnormal berwarna putih yang berada di area lidah atau pipi bagian dalam. Gejala-gejala umum dari oral thrush adalah:

  • Luka berwarna putih krem pada lidah, pipi bagian dalam dan kadang langit-langit mulut, gusi dan amandel
  • Luka yang sedikit menimbul dengan tampilan seperti keju cottage
  • Kemerahan atau nyeri yang cukup parah dan menyebabkan kesulitan makan atau menelan
  • Sedikit perdarahan jika luka tergesek
  • Pecah-pecah dan kemerahan pada ujung mulut (terutama pada pengguna gigi palsu)
  • Perasaan seperti terdapat kapas pada mulut
  • Kehilangan indera pengecap

Kemungkinan masih ada tanda-tanda dan gejala lainnya yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Bagaimana cara mendiagnosis penyakit gusi dan mulut?

Saat Anda mulai menyadari gejala penyakit gusi dan mulut, segera periksakan gigi dan gusi Anda ke dokter. Selama pemeriksaan gigi, doker gigi biasanya akan menilai gejala penyakit gusi dan mulut dengan melihat:

  • Tingkat perdarahan dan pembengkakan gusi
  • Tingkat kelurusan pertumbuhan gigi
  • Kesehatan tulang rahang 
  • Jarak atau ruang (kantong) antara gusi dan gigi. Gusi yang sehat memiliki kantong berukuran 1-3 milimeter. Semakin besar dan semakin dalam kantong gusi, semakin banyak pula plak yang akan masuk dan memperparah penyakit gusi.
  • Mengukur kadar air liur dalam mulut untuk mendeteksi kondisi xerostomia. Dokter juga mungkin akan mengambil sampel biopsi dari kelenjar air liur untuk diuji bagi Anda yang memiliki Sjogren’s syndrome.
  • Memeriksa dan melihat luka tertentu pada mulut, lidah, atau pipi dalam Anda.
  • Melakukan biopsi dengan mengambil sampel kecil dari luka stomatitis untuk diteliti dengan mikroskop.

Kunci utama untuk mengatasi gejala penyakit gigi, gusi, dan mulut adalah dengan rutin menyikat gigi setidaknya dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride. 

Selain itu, pastikan untuk rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi untuk membantu mencegah perkembangan penyakit pada gigi, sekitar gusi dan mulut Anda.

Beberapa masalah kesehatan yang dapat dilihat dari kondisi gigi, gusi dan mulut

1. Diabetes

Diabetes memengaruhi kemampuan Anda untuk melawan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi gusi. Ketika diabetes tidak terkontrol, tidak hanya glukosa yang ada di dalam darah saja yang meningkat, tetapi juga glukosa pada air liur. Air liur yang mengandung gula tinggi tersebut menyebabkan bakteri mudah tumbuh di dalam mulut.

Komplikasi diabetes dapat menyebabkan banyak gangguan kesehatan mulut dan gigi. Menurut American Diabetes Association, orang dengan diabetes berisiko lebih tinggi untuk mengalami radang gusi, penyakit gusi (gingivitis), dan periodontitis (infeksi gusi parah yang disertai dengan kerusakan tulang). Diabetes juga dapat menyebabkan Anda mudah mengalami sariawan, bau mulut, gigi mudah copot, hingga mulut kering.

2. Penyakit jantung

Dikutip dari Mayo Clinic, banyak penelitian telah menunjukkan adanya hubungan antara penyakit periodontitis dengan peningkatan risiko perkembangan penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler). Jika Anda diketahui memiliki penyakit gusi kronis, risiko pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis) di leher juga dapat meningkat.

3. Leukemia

Apa hubungannya gigi dan mulut dengan kanker darah? Leukemia atau kanker darah dapat menyebabkan gigi menjadi lebih sensitif dan terasa sakit. Hal ini terjadi karena dentin yang melindungi gigi terkikis dan menyebabkan erosi gigi. Selain itu, penderita leukimia juga bisa mudah mengalami gusi bengkak dan berdarah.

4. Penyakit Crohn

Penyakit Crohn, salah satunya kolitis ulserativa, adalah penyakit yang menyebabkan peradangan pada seluruh lapisan pencernaan dari mulut hingga ke anus. Jika dokter gigi Anda menemukan adanya luka terbuka yang sulit sembuh dan terjadi berulang, hal itu dapat menjadi salah satu tanda penyakit Crohn.

5. Penyakit asam lambung atau GERD

Refluks asam lambung (GERD) yang juga biasa disebut maag muncul akibat pola makan yang tidak teratur. Ini menyebabkan asam lambung meningkat dan mengikis enamel gigi dan  dentin. 

Asam lambung yang naik ke tenggorokan dan sampai ke mulut dapat menipiskan lapisan enamel dan dentin gigi sehingga membuat gigi sensitif, terutama di daerah gigi belakang.