
Maloklusi adalah istilah medis untuk menggambarkan posisi atau susunan gigi dan rahang yang tidak normal. Jika sampai mengganggu penampilan atau mengganggu aktivitas sehari-hari, kondisi ini bisa diatasi dengan memasang kawat gigi atau operasi.
Maloklusi ringan tidak memerlukan perawatan apa pun. Namun, maloklusi berat dapat membuat pipi bagian dalam, gusi, atau lidah sering tergigit secara tidak sengaja. Bahkan, di kasus-kasus tertentu, maloklusi juga membuat penderitanya sulit berbicara dan menimbulkan rasa tidak nyaman saat mengunyah.
Maloklusi umumnya bersifat genetik, artinya kondisi ini dapat diturunkan dari orang tua ke anaknya. Meski demikian, terdapat beberapa kebiasaan waktu kecil yang dapat mengubah struktur rahang dan menyebabkan maloklusi. Beberapa kebiasaan itu adalah:
Selain kebiasaan-kebiasaan di atas, maloklusi juga dapat disebabkan oleh beberapa kondisi berikut ini:
Cara terbaik untuk mengetahui penyebab pasti maloklusi adalah dengan memeriksakan diri ke dokter gigi. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan serangkaian tes guna mendiagnosis kondisi maloklusi dan menentukan penyebabnya.
Dokter gigi akan memeriksa kondisi gigi dan melakukan pemeriksaan tambahan, seperti membuat cetakan gigi dan foto Rontgen gigi, untuk menentukan apakah posisi gigi selaras atau tidak. Jika tidak selaras, maloklusi akan diklasifikasikan berdasarkan jenis dan tingkat keparahannya.
Berdasarkan jenisnya, maloklusi dapat dibagi menjadi 3 kelas besar, yaitu:
Jenis maloklusi yang paling sering terjadi. Kondisi ini ditandai dengan gigi atas yang tumpang tindih dengan gigi bawah.
Jenis maloklusi ini disebut juga overbite, retrognathism, atau tonggos. Gigi tonggos adalah kondisi ketika gigi dan rahang bagian atas lebih maju secara signifikan dibanding rahang dan gigi bagian bawah.
Pada maloklusi ini, rahang bagian bawah maju ke depan hingga membuat gigi bawah lebih maju daripada gigi dan rahang atas. Di Indonesia, kondisi ini dikenal dengan sebutan ‘cameh’. Namun, secara medis, maloklusi kelas 3 disebut underbite atau prognathisme.
Maloklusi kelas 1 biasanya tidak menimbulkan keluhan. Tetapi, bila kondisinya berat, maloklusi ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman saat menggigit atau mengunyah makanan, wajah terlihat kurang simetris, cenderung bernapas lewat mulut, dan sering tergigitnya lidah atau pipi bagian dalam.
Maloklusi yang tergolong ringan biasanya tidak membutuhkan penanganan khusus. Penanganan lebih sering dilakukan ketika maloklusi yang diderita sudah parah dan menimbulkan gangguan, seperti kesulitan dalam berbicara atau mengunyah makanan.
Dokter akan memilih metode penanganan sesuai dengan tipe maloklusi yang diderita. Beberapa metode yang dapat digunakan adalah:
Meski bertujuan untuk mengobati, metode-metode penanganan tersebut juga berpotensi menimbulkan efek samping, yaitu iritasi gigi dan mulut, nyeri, serta sulit bicara dan mengunyah. Tidak menutup kemungkinan, gigi juga dapat menjadi rusak.
Jika maloklusi yang Anda alami terasa mengganggu, baik untuk bicara, mengunyah, maupun penampilan, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan gigi serta penanganan yang tepat.