Kanker tenggorokan adalah kanker yang berkembang di jaringan tenggorokan. Gejala utama dari kondisi ini adalah perubahan suara, kesulitan menelan, dan sakit tenggorokan.
Tenggorokan berperan penting dalam proses pernapasan dan pencernaan. Pada proses pernapasan, tenggorokan berperan mengalirkan udara dari hidung ke trakea dan sebaliknya. Sedangkan dalam proses pencernaan, tenggorokan berperan mengalirkan makanan dari mulut ke kerongkongan (esofagus).
Kanker tenggorokan dapat berkembang di bagian dan jaringan yang menyusun tenggorokan, seperti muara saluran hidung dan mulut (faring), amandel (tonsil), dan pipa pernapasan yang berisi pita suara (laring).
Berdasarkan penelitian tahun 2020, salah satu jenis kanker tenggorokan, yaitu kanker nasofaring, menempati peringkat kelima kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia. Diketahui ada lebih dari 19.000 kasus dan 13.000 kematian yang terjadi akibat kanker ini.
Kanker tenggorokan terjadi akibat mutasi (perubahan) gen pada sel-sel tenggorokan. Mutasi ini memicu pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali.
Penyebab di balik proses mutasi tersebut belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, ada sejumlah faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker tenggorokan, yaitu:
Gejala kanker tenggorokan muncul saat sel-sel kanker mulai tumbuh dan berkembang. Keluhan yang bisa muncul akibat kanker tenggorokan antara lain:
Kanker tenggorokan bisa terjadi di setiap bagian atau jaringan tenggorokan. Berdasarkan bagian yang terkena, kanker tenggorokan dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Segera konsultasikan ke dokter jika mengalami gejala-gejala di atas, terutama jika tidak kunjung membaik atau bertambah parah. Gejala kanker tenggorokan dapat mirip dengan penyakit saluran pernapasan lain, terutama pada stadium awal.
Perlu diketahui, kanker tenggorokan yang terdiagnosis sejak stadium awal dapat lebih mudah ditangani dibandingkan kanker tenggorokan yang sudah memasuki stadium lanjut.
Infeksi HPV merupakan salah satu faktor risiko timbulnya kanker tenggorokan. Bila Anda berisiko terkena HPV, misalnya berperilaku seksual yang tidak aman, konsultasikan dengan dokter mengenai perlu tidaknya vaksin HPV.
Selain itu, kondisi gigi yang buruk juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker tenggorokan. Untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, gosoklah gigi secara rutin dan periksakan gigi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.
Bila Anda didiagnosis kanker tenggorokan, lakukan pemeriksaan secara rutin ke dokter selama pengobatan. Anda juga perlu kontrol rutin ke dokter setelah pengobatan selesai. Dengan demikian, dokter dapat mendeteksi lebih awal apabila penyakit muncul kembali.
Dokter akan terlebih dahulu menanyakan gejala dan riwayat kesehatan pasien, serta kebiasaan pasien yang dapat memengaruhi atau memicu timbulnya gejala, seperti merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik.
Jika pasien diduga mengalami kanker tenggorokan, dokter akan melakukan pemeriksaan yang lebih detail untuk memastikan diagnosis, meliputi:
Setelah pasien menjalani pemeriksaan, dokter dapat menentukan stadium kanker tenggorokan yang diderita pasien. Stadium kanker penting untuk diketahui agar pengobatan yang diberikan sesuai dan efektif.
Berdasarkan tingkat keparahan dan penyebarannya, kanker tenggorokan dapat dibagi menjadi lima stadium, yaitu:
Pengobatan kanker tenggorokan bertujuan untuk mengatasi sel-sel kanker dan mencegahnya menyebar ke bagian tubuh lain. Pengobatan akan disesuaikan dengan stadium kanker dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.
Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan kanker tenggorokan yang umum dilakukan:
Radioterapi adalah metode pengobatan kanker menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel kanker. Sinar radioterapi dapat berasal dari alat eksternal (radioterapi eksternal) atau dapat dipasang di dalam tubuh dekat lokasi kanker (radioterapi internal).
Apabila kanker masih dalam stadium awal, terkadang radioterapi saja cukup efektif untuk mengatasinya. Sedangkan pada kanker stadium lanjut, radioterapi hanya bertujuan untuk mengurangi gejala dan memperlambat perkembangan kanker.
Kemoterapi adalah pemberian obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Jenis obat yang umum digunakan dalam kemoterapi antara lain cisplatin, paclitaxel, gemcitabine, capecitabine, fluorouracil, atau carboplatin.
Kemoterapi dapat dikombinasikan dengan radioterapi. Hal ini dilakukan karena ada beberapa jenis obat kemoterapi yang lebih efektif bila disertai radioterapi. Namun, hal ini juga dapat meningkatkan efek samping kedua terapi tersebut.
Terapi target adalah penggunaan obat-obatan yang spesifik untuk mencegah perubahan atau mutasi gen. Obat yang digunakan dalam terapi target adalah cetuximab. Terapi ini dapat diberikan bersama kemoterapi atau radioterapi.
Operasi kanker tenggorokan dilakukan dengan mengangkat jaringan kanker melalui prosedur bedah. Dokter THT akan menentukan jenis operasi berdasarkan stadium dan lokasi tumbuhnya kanker. Metode operasi tersebut meliputi:
Tidak hanya melalui bedah terbuka, pengangkatan sel kanker juga dapat dilakukan melalui bantuan endoskopi. Prosedur ini biasanya dilakukan ketika kanker masih di stadium awal.
Selain mengangkat jaringan kanker, operasi juga dapat dilakukan untuk mengangkat kelenjar getah bening di dekat lokasi kanker. Hal tersebut dilakukan jika sel kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening.
Jika diperlukan, jaringan di sekitar tenggorokan yang sudah terserang oleh sel kanker juga akan diangkat.
Untuk memaksimalkan pengobatan kanker tenggorokan, pasien juga dianjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol.
Di samping menurunkan efektivitas pengobatan, rokok dan alkohol dapat memperlambat proses pemulihan, serta meningkatkan risiko kambuhnya kanker tenggorokan.
Komplikasi yang dapat terjadi akibat kanker tenggorokan adalah penyebaran sel-sel kanker ke bagian tubuh lain (metastasis). Komplikasi juga dapat terjadi akibat pengobatan kanker tenggorokan, baik operasi, kemoterapi, maupun radioterapi.
Beberapa komplikasi kanker tenggorokan yang terjadi akibat pengobatannya adalah:
Kanker tenggorokan dapat dicegah dengan menghindari faktor-faktor risikonya. Beberapa langkah pencegahan kanker tenggorokan adalah: