Berita Kesehatan
Terapi Oksigen untuk Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Kamis, 22 Jun 2023 15:52:38

Oksigen adalah komponen penting untuk manusia untuk bernapas. Jika tidak dapat diperoleh secara alami, kemungkinan akan membutuhkan bantuan terapi oksigen.

Ketidakmampuan seseorang mendapatkan oksigen secara alami biasanya terjadi ketika sedang menderita gangguan pernapasan. Melalui terapi oksigen, seseorang bisa meningkatkan kualitas tidur dan kekuatan fisik, sekaligus kualitas hidup secara keseluruhan agar lebih baik.

Salah satu gangguan kesehatan yang biasanya memerlukan terapi oksigen adalah penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). PPOK merupakan penyakit jangka panjang yang menimpa paru-paru, yaitu bronkitis kronis dan emfisema. PPOK biasanya ditandai dengan batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh dan sesak napas.

Melalui terapi oksigen, pasien akan mendapatkan oksigen lebih banyak, meski proses bernapas mengalami gangguan atau tidak dapat dilakukan dengan leluasa. Terapi oksigen mungkin juga akan menambah harapan hidup penderita PPOK.

Agar pasien mudah mendapatkan oksigen, ada beberapa cara untuk melakukannya, mulai dengan memakai alat konsentrator oksigen, tabung oksigen, hingga perangkat oksigen cair. Saat ini, terapi oksigen tidak harus dilakukan di rumah sakit karena sudah ada alat terapi oksigen portabel yang praktis dan bisa dibawa ke mana saja.

Terapi Oksigen untuk PPOK

Untuk menentukan perlu atau tidaknya terapi oksigen dilakukan, penderita PPOK akan menjalani tes. Pemeriksaan akan dilakukan untuk mengukur kadar oksigen dalam darah pasien. Jika hasil tes menunjukkan kadar oksigen dalam darah rendah, dokter akan merekomendasikan terapi oksigen.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah berapa lama seseorang harus menjalani terapi oksigen setiap harinya. Pada sebagian orang, terapi ini harus dilakukan secara terus-menerus, baik siang maupun malam hari. Mereka yang disarankan dokter untuk menjalani terapi oksigen secara terus-menerus akan diinstruksikan untuk melakukannya minimal 15 jam atau lebih lama dalam sehari.

Ada juga pasien PPOK yang hanya perlu melakukannya pada malam hari, atau dikenal dengan istilah oksigen nokturnal. Terapi oksigen jenis ini dilakukan pada pasien PPOK parah yang mengalami sesak napas saat tidur di malam hari. Ada juga pasien yang hanya memerlukan oksigen saat beraktivitas, misalnya saat berolahraga, yang disebut oksigen eksersional.

Meski demikian, tidak selamanya pasien PPOK harus menjalani terapi oksigen. Sebagian pasien mungkin hanya membutuhkan waktu beberapa minggu saja. Penghentian terapi ini bisa dilakukan ketika sudah tidak ada keluhan pada PPOK. Namun jika kondisi pasien sudah terlalu parah, terapi oksigen mungkin perlu dilakukan seumur hidup.

Terapi oksigen membutuhkan prosedur yang tepat dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, penting untuk melakukan terapi oksigen berdasarkan rekomendasi atau di bawah pengawasan dokter, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.