Perawatan gigi anak sebaiknya dimulai sejak gigi pertamanya tumbuh pada usia sekitar 5-7 bulan. Saat gigi pertama baru menempel di gusi, Anda bisa membersihkannya dulu dengan kain kasa atau lap bersih dan agak basah. Nantinya, ketika gigi pertama mulai tumbuh sempurna, Anda bisa mulai menyikat gigi anak Anda.
Namun, ada sebag mencapai usia sekitar 7 bulan atau 4 gigi pertamanya sudah tumbuh. Sebagian lagi menyarankan untuk menunda hingga anak berusia 2-3 tahun.
Pilihlah sikat gigi anak dengan bulu sikat yang lembut, kepala yang kecil, dan pegangan yang besar. Orang tua disarankan untuk terus mendampingi proses menyikat gigi sampai anak Anda bisa berkumur dan meludah tanpa bantuan.Â
Proses pendampingan ini biasanya dilakukan hingga anak-anak berusia sekitar enam tahun. Setelah usia tersebut, anak sudah bisa dibiarkan menyikat gigi secara mandiri.
Biasakan untuk menyikat gigi secara rutin sebanyak dua kali sehari yakni pada pagi setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur.Â
Cukup luangkan waktu Anda dan anak sekitar dua menit untuk menyikat gigi bersama. Bila sudah dibiasakan sejak usia dini, maka semakin mudah juga untuk anak Anda menyikat gigi secara rutin.
Menurut anjuran sebelumnya, Anda baru bisa menambahkan pasta gigi yang mengandung fluoride untuk menyikat gigi anak setelah mereka berusia sekitar dua tahun.
Namun berdasarkan rekomendasi terbaru, American Academy of Pediatric Dentistry menyarankan penggunaan pasta gigi yang mengandung flouride untuk mencegah gigi berlubang mulai dari gigi pertama tumbuh daripada menunggu sampai usia dua tahun.
Hal yang perlu Anda perhatikan sebagai orang tua adalah tentang seberapa banyak penggunaan pasta gigi pada anak sesuai dengan umurnya, seperti:
Pada dasarnya penggunaan pasta gigi dengan kandungan fluoride tidak boleh ditelan. Maka dari itu, Anda perlu terus mendampingi saat anak mulai menyikat gigi.Â
Berikan rangsangan anak untuk meludah, misalnya dengan memiringkan posisi kepala anak selama menyikat gigi sehingga sisa pasta gigi dapat keluar dengan sendirinya.
Anda tidak perlu khawatir jika anak hanya menelan sedikit pasta gigi. Dikutip dari Journal of The American Dental Association, kandungan fluoride pada takaran pasta gigi anak yang dianjurkan masih di bawah ambang batas aman tubuh manusia, yakni 0,05 mg per kilogram per harinya.
Namun jika anak tidak sengaja menelan pasta gigi lebih dari takaran yang dianjurkan, mungkin hal ini dapat membuat sistem pencernaannya terganggu.
Sebagai pertolongan pertama, berikan makanan atau minuman dengan kandungan tinggi kalsium, seperti susu atau yogurt. Hal ini karena kalsium dapat mengikat fluoride dalam perut.
Beberapa orang tua mungkin khawatir akan risiko fluorosis, yakni timbulnya noda putih pada permukaan gigi akibat tubuh terlalu banyak menyerap fluoride. Anda bisa saja menggunakan pasta gigi khusus anak yang memiliki label non-fluoride.
Tetapi pasta gigi ini tentu tidak seefektif pasta gigi yang mengandung fluoride untuk mencegah timbulnya lubang pada gigi anak. Jadi pastikan, Anda selalu mengamati kondisinya selama penggunaan pasta gigi tersebut dan lakukan pemeriksaan rutin ke dokter.
Merawat gigi bayi sebenarnya bisa dilakukan bahkan sejak gigi mereka belum tumbuh. Beberapa teknik yang bisa Anda lakukan untuk membersihkan mulut bayi sebelum gigi pertamanya tumbuh, di antaranya:
Cara ini dilakukan untuk menghilangkan bakteri penyebab munculnya plak pada mulut dan gigi yang nantinya tumbuh. Ini juga dapat meningkatkan kesehatan mulut anak Anda.
Selain mengajarkan anak untuk mulai menyikat gigi, Anda juga perlu bawa anak ke dokter gigi. Hal ini juga merupakan salah satu upaya melindungi kesehatan gigi anak dan langkah perkenalan agar anak tidak takut ke dokter gigi.
Tidak perlu menunggu gigi anak berlubang atau rusak untuk ke dokter gigi. Jika gigi anak tidak ada masalah, anak harus tetap pergi ke dokter gigi.
Biasanya kunjungan pertama anak ke dokter gigi dimulai pada usia satu tahun atau setelah gigi pertamanya timbul. Setelah kunjungan pertama dilakukan, jadwalkan kunjungan lagi setiap enam bulan sekali.