Berita Kesehatan
Penyakit yang Paling Sering Menyerang Hidung
Jumat, 03 Jun 2022 15:31:50

Penting untuk menjaga hidung agar tetap sehat. Selain untuk menyalurkan udara keluar masuk agar Anda bisa bernapas, hidung juga memainkan banyak peran penting lainnya untuk kesehatan. Misalnya untuk menyaring zat asing dan mencium bebauan di sekitar. Maka ketika ada masalah dengan hidung Anda, seluruh tubuh Anda bisa sangat terganggu. Apa saja macam-macam penyakit hidung yang paling umum terjadi?

Penyakit dan gangguan pada hidung yang umum terjadi

Hidung adalah salah satu aset terpenting dalam tubuh manusia. Kesehatannya harus senantiasa dijaga agar tidak rentan terkena masalah-masalah hidung yang merugikan.

Nah, berikut ini adalah deretan penyakit dan gangguan pada hidung yang paling sering terjadi:

1. Mimisan

Mimisan adalah perdarahan yang terjadi dari dalam dinding saluran hidung. Kondisi ini sangat umum terjadi. Menurut Cleveland Clinic, diperkirakan 60% orang setidaknya pernah mengalami mimisan satu kali seumur hidupnya.

Perdarahan dari hidung terjadi ketika pembuluh-pembuluh darah kecil (kapiler) yang terdapat di dinding saluran hidung mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut biasanya disebabkan oleh udara kering, kebiasaan mengupil, pilek, serta meniup ingus terlalu keras.

2. Gangguan penciuman

Penyakit atau gangguan pada hidung lainnya yang umum terjadi adalah kehilangan daya penciuman. Kondisi ini biasanya terbagi menjadi 2 jenis, yaitu hiposmia dan anosmia.

Hiposmia adalah kondisi ketika kemampuan mencium bau Anda menurun atau berkurang. Anda tidak bisa mencium bau suatu objek atau benda sebaik biasanya.

Berbeda dengan hiposmia, anosmia adalah kondisi di mana daya penciuman Anda benar-benar hilang. Hidung Anda tidak bisa menangkap bau apapun sama sekali.

Kondisi penurunan daya penciuman biasanya disebabkan oleh gangguan lain yang juga terjadi pada hidung, seperti polip hidung, infeksi sinus, pilek, atau infeksi saluran pernapasan.

Selain itu, masalah kesehatan lain juga bisa memengaruhi daya penciuman Anda, mulai dari ketidakseimbangan hormon, masalah gigi, paparan zat kimia tertentu, hipertensi, serta diabetes.

3. Rhinitis

Rhinitis adalah penyakit pada hidung yang ditandai dengan hidung meler, bersin, hidung tersumbat, serta kelelahan. Kondisi ini dapat dialami anak-anak dan orang dewasa.

Kondisi ini terbagi dalam 2 jenis, yaitu rhinitis alergi dan rhinitis non-alergi (vasomotor). Pemicu pada rhinitis alergi dapat meliputi alergen, seperti bulu binatang dan debu. Sementara itu, rhinitis non-alergi biasanya disebabkan oleh paparan iritan dan perubahan cuaca, meski hingga saat ini penyebab pastinya belum diketahui.

4. Pilek

Pilek merupakan penyakit hidung langganan semua kalangan, tanpa pandang bulu. Baik pria dan wanita, yang tua dan yang muda hampir semuanya pasti pernah mengalami pilek.

Pilek biasanya disebabkan oleh infeksi rhinovirus. Gejala pilek biasanya muncul 1-3 hari setelah terpapar virus tersebut. Virus ini dapat menyebar melalui tetesan aiur liur yang menyembur di udara saat seseorang batuk, berbicara, atau bersin. Kemudian, rhinovirus masuk ke tubuh orang sehat melalui mulut, mata, atau hidungnya.

Selain hidung ingusan dan tersumbat, gejala pilek bisa termasuk sakit tenggorokan, bersin-bersin, demam ringan, badan pegal linu, dan sakit kepala.

Pilek biasanya tidak berbahaya, tapi terkadang bisa juga menjadi gejala dari penyakit tertentu.

Orang sering kali bingung membedakan flu dan pilek biasa. Kedua penyakit hidung ini memang memunculkan gejala yang mirip, namun keduanya disebabkan oleh virus yang berbeda.

Influenza atau flu biasa disebabkan oleh tiga jenis virus flu, yaitu influenza A, influenza B, dan inluenza C. Jika pilek bisa terjadi kapan saja di sepanjang tahun, penyebaran flu biasanya lebih musiman.

Gejala flu sering datang tiba-tiba dan bisa berlangsung selama 7-10 hari, tapi flu bisa sembuh sepenuhnya dan tidak berbahaya. Namun, beberapa orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah bisa mengalami gejala flu yang cukup parah dan mungkin mengancam jiwa akibat komplikasinya.

Jenis lain dari flu adalah flu burung (H5N1, H7N9) dan flu babi (H1N1).

6. Deviasi septum

Deviasi septum adalah gangguan di mana dinding tipis (septum) pemisah bagian kiri dan kanan hidung mengalami kelainan struktur, seperti terlalu bengkok. Kondisi ini dapat menyebabkan salah satu saluran hidung lebih sempit, sehingga memengaruhi aliran udara yang masuk dan keluar.

Akibat dari deviasi septum, hidung berisiko mengalami berbagai gangguan serta penyakit, mulai dari obstruksi (penyumbatan), pembengkakan, hingga kesulitan bernapas di malam hari.

7. Polip hidung

Polip hidung adalah pertumbuhan jaringan yang terjadi di dinding saluran hidung atau sinus. Pertumbuhan jaringan tersebut terkadang tidak berbahaya, namun berisiko menimbulkan berbagai penyakit pada hidung, seperti infeksi berulang, alergi, bahkan sinusitis.

Kemunculan polip hidung terjadi karena adanya peradangan dan pembengkakan pada saluran hidung atau sinus. Namun, hingga saat ini belum diketahui secara pasti apa pemicu dari peradangan tersebut.

Beberapa ahli meyakini bahwa timbulnya polip mungkin berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh pada tiap orang yang berbeda-beda.

8. Sinusitis

Sinusistis adalah penyakit hidung yang terjadi akibat peradangan pada rongga sinus, yaitu rongga di sekitar saluran hidung di belakang tulang wajah yang berisi udara.

Gejala sinusitis dapat terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung hanya dalam waktu singkat (biasanya 4 minggu). Sinusitis ini biasanya disebut sinusitis akut. Namun jika gejalanya terjadi dalam waktu yang lebih lama, sekitar 3 bulan dan sering kambuh, ini disebut sinus kronis.

Peradangan pada sinus bisa disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, memiliki alergi, asma, atau penyumbatan struktural pada hidung atau sinus lebih mungkin mengalami sinusitis.

Jika Anda mengalami sinusitis akut, perawatan yang mungkin diberikan adalah antibiotik, dekongestan, semprotan steroid, dan anthistamin. Namun jika tidak mempan dan peradangan sinus malah makin sering kambuh, dokter mungkin akan menyarankan operasi sinusitis.

9. Trauma pada hidung

Saat Anda terkena pukulan atau benturan yang mengenai hidung, Anda bisa mengalami trauma pada hidung. Kondisi ini memang tidak umum dikaitkan dengan penyakit, namun biasanya Anda akan mengalami gejala-gejala seperti mimisan, memar, serta bengkak pada hidung.

Trauma pada hidung biasanya menyebabkan perubahan pada bentuk hidung, seperti septum atau tulang hidung yang patah. Kerusakan pada struktur hidung dapat bersifat ringan hingga parah.

10. Septum hematoma

Septum hematoma adalah gangguan di mana terdapat penggumpalan darah di septum hidung. Darah yang menggumpal berasal dari pembuluh darah yang pecah, kemudian menumpuk dan tertahan di bawah lapisan dinding hidung.

Kondisi ini biasanya terjadi setelah hidung mengalami trauma, cedera, atau menjalani prosedur operasi. Konsumsi obat pengencer darah juga meningkatkan risiko timbulnya penggumpalan darah di septum hidung.

Septum hematoma umumnya menimbulkan gejala-gejala seperti hidung tersumbat, kesulitan bernapas, demam, serta rasa sakit di hidung.

11. Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA)

Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) adalah infeksi akut yang menyerang satu komponen saluran pernapasan bagian atas. Organ yang termasuk ke dalam sistem saluran pernapasan atas meliputi hidung, sinus, faring (tenggorokan), dan laring (kotak suara).

Penyebab ISPA adalah virus atau bakteri. Virus utama penyebab ISPA adalah rhinovirus dan coronavirus.

Gejala ISPA yang umum muncul antara lain batuk kering tanpa dahak, demam ringan, sakit tenggorokan, serta sesak napas.

12. Kanker nasofaring

Karsinoma nasofaring adalah penyakit kanker yang menyerang rongga pada belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut, hingga bagian atas faring (tenggorokan).

Karsinoma sel skuamosa atau squamous cell carcinoma (SCC) adalah jenis kanker yang paling umum di daerah ini. SCC timbul dari jaringan lapisan hidung.

Mimisan berulang adalah gejala umum dari karsinoma nasofaring. Kanker ini juga bisa menyebabkan ingus yang keluar selalu mengandung bercak darah.

Penanganan dan pengobatan untuk hidung yang bermasalah akan bergantung pada apa penyebab utamanya. Biasanya, gangguan hidung yang bersifat ringan seperti pilek dan mimisan bisa ditangani sendiri dengan pengobatan rumahan.

Namun, jika terdapat gejala-gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti mimisan berulang, kesulitan bernapas, atau rasa sakit yang tak tertahankan, Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter.

Ingat, ketika Anda sudah mulai merasakan gejala-gejala yang tidak wajar, seringan apapun kondisinya, sebaiknya segera kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Penting juga untuk melakukan pencegahan penyakit dengan melakukan perawatan pada hidung secara rutin.

Berita Kesehatan Lainnya