Berita Kesehatan
Vaksin COVID-19 untuk Anak Usia 12-17
Jumat, 30 Jul 2021 12:32:01

Vaksin COVID-19 untuk Anak Usia 12-17 Tahun Siap Dimulai

Vaksinasi COVID-19 untuk anak dan remaja usia 12 hingga 17 tahun akan segera dimulai. Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan pihaknya sedang melakukan koordinasi untuk menyiapkan teknis pelaksanaannya.

Vaksinasi COVID-19 untuk anak dan remaja

 

Senin (28/6) Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa BPOM telah mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 12 hingga 17 tahun.

Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) juga sudah mengeluarkan rekomendasi terkait pemberian vaksin COVID-19 pada anak usia 12-17 tahun, namun masih menunggu pemberian vaksin untuk anak usia 3-11 tahun.

“Untuk memutus penularan timbal balik antara orang dewasa dan anak selain dengan upaya protokol kesehatan yang ketat, perlu dilakukan percepatan imunisasi pada dewasa dan anak, terutama pada remaja dengan mobilitas tinggi,” tulis IDAI, Selasa (29/6).

IDAI menyatakan vaksinasi pada anak usia 12-17 tahun dapat dilakukan menggunakan vaksin COVID-19 buatan Sinovac. Vaksin buatan perusahaan farmasi asal China ini telah lolos uji klinis pada anak fase 1 dan 2 dengan hasil hasilnya aman dan serokonversi tinggi. Serokonversi adalah perkembangan antibodi yang dapat dideteksi pada mikroorganisme dalam serum sebagai hasil dari imunisasi.

IDAI memberi catatan bahwa vaksinasi bisa dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. Imunisasi dimulai untuk usia 12-17 tahun dengan pertimbangan sebagai berikut.

  • Jumlah subjek uji klinis memadai
  • Tingginya mobilitas dan kemungkinan berkerumun di luar rumah.
  • Sebaiknya imunisasi diberikan pada anak yang mampu menyatakan keluhan bila merasakan KIPI.

Dosis vaksin yang diberikan sama seperti dewasa yakni 0,5ml diberikan 2 kali dengan jarak 1 bulan. Sementara kriteria anak remaja yang belum bisa mengikuti vaksinasi adalah seperti di bawah ini.

  • Defisiensi imun primer, penyakit autoimun tidak terkontrol.
  • Penyakit Sindrom Guillain Barre, mielitis transversa, acute demyelinating encephalomyelitis.
  • Anak kanker yang sedang menjalani kemoterapi/radioterapi
  • Sedang mendapat pengobatan imunosupresan/sitostatika berat.
  • Demam 37,50C atau lebih.
  • Sembuh dari COVID-19 kurang dari 3 bulan.
  • Pascaimunisasi lain kurang dari 1 bulan.
  • Hipertensi tidak terkendali.
  • Diabetes melitus tidak terkendali.
  • Penyakit-penyakit kronik atau kelainan kongenital tidak terkendali.
  • Hamil.

Fokus uji klinis beberapa vaksin COVID-19 untuk anak baru dilakukan pada awal tahun 2021 lalu. Hal ini dilakukan untuk mempercepat keberhasilan program vaksinasi dan melindungi anak dari infeksi COVID-19.

Perkembangan uji klinis vaksin COVID-19 untuk anak

Sinovac

Perusahaan farmasi asal China, Sinovac, telah mengklaim vaksin COVID-19 buatannya aman dan efektif digunakan untuk anak dan remaja. Klaim ini berasal dari data awal hasil uji klinis tahap 1 dan tahap 2 yang melibatkan lebih dari 500 orang anak berusia 3 sampai 17 tahun.

Hasilnya,vaksin COVID-19 Sinovac dilaporkan mampu memicu antibodi lebih tinggi pada usia 12-17 tahun dibanding pada kelompok usia 18-59 tahun dan lansia. Dari segi efek samping, dua peserta berusia 3 dan 6 tahun mengalami demam tinggi, peserta uji lainnya mengalami gejala ringan.

IDAI telah melakukan kajian lebih terhadap laporan hasil uji klinis tersebut dan mengeluarkan rekomendasinya. Dalam lembar rekomendasinya, IDAI menjelaskan bahwa vaksin COVID-19 Sinovac aman untuk anak usia 12-17 tahun. Sedangkan untuk usia 3-11 tahun masih menunggu hasil kajian untuk menilai keamanan dan dosis.

Dalam dua fase uji klinis tersebut, peneliti menemukan KIPI pada 26-29% subjek. KIPI terbanyak (13%) berupa nyeri ringan dan sedang pada lokasi penyuntikkan. IDAI menyampaikan bahwa KIPI serius hanya terjadi pada 1 kasus dan tidak ada hubungannya dengan vaksin.

Pfizer

Vaksin COVID-19 buatan Pfizer dan BioNTech ini mendapatkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization) untuk usia 16 tahun ke atas.

Pfizer melakukan perekrutan relawan uji klinis tahap 3 dari kelompok usia 12-17 tahun sejak akhir juli 2020. Total ada lebih dari 2.259 peserta uji dari usia 12-15 tahun dan 754 peserta dari kelompok usia 16-17 tahun.

Pelaksanaan uji klinis ini dimulai pada Rabu (24/3/2021) dan suntikkan pertama dilakukan pada sepasang anak kembar berusia 9 tahun di California, Amerika Serikat.

Hasil uji klinis ini diharapkan selesai pada tengah semester kedua tahun ini sehingga imunisasi anak dengan vaksin ini bisa dimulai di awal tahun 2022.

Moderna

Moderna juga memulai uji coba vaksinnya pada bayi berusia enam bulan hingga 12 tahun. Uji klinis ini melibatkan 6.750 anak di Amerika Serikat dan Kanada. Namun belum diumumkan berapa yang telah mendaftar dan telah melakukan vaksinasi.

Setiap anak dalam uji klinis ini akan mendapatkan dua kali suntikan berjarak 28 hari. Anak peserta uji dibagi ke dalam dua kelompok. Pertama, kelompok usia 2 hingga kurang dari 12 tahun akan mendapatkan dua dosis dengan masing-masing dosis 50 atau 100 mikrogram. Kelompok berikutnya, usia di bawah 2 tahun akan menerima dua suntikan dengan masing-masing dosis 25, 50, atau 100 mikrogram.

Kemudian, peneliti akan melakukan analisis sementara untuk menentukan dosis mana yang paling aman dan paling mungkin melindungi setiap kelompok umur. Untuk diketahui, orang dewasa mendapatkan dua dosis Moderna dengan dosis masing-masing 100 mikrogram.

Dalam studi terpisah, Moderna melakukan uji klinis pada remaja usia 12 hingga 17 tahun yang melibatkan 3.000 anak.

Anak-anak ini akan diamati selama kurang lebih satu tahun untuk melihat efek samping dan mengukur kadar antibodi. Selain menilai respons antibodi, para peneliti juga akan mendata peserta yang terinfeksi COVID-19 dengan atau tanpa gejala.

Johnson & Johnson

Johnson & Johnson akan menguji keamanan dan keefektifan vaksin COVID-19 buatannya pada anak dan remaja. Mereka mengabarkan akan lebih dulu melakukan uji klinis pada anak usia 12 tahun hingga 17 tahun.

Uji ini dilakukan untuk mengetahui dosis yang sesuai, keamanan, dan keefektifan vaksin pada anak kelompok usia tersebut. Setelah itu pengujian akan dilanjutkan pada anak usia lebih muda, termasuk balita dan bayi baru lahir.

Johnson & Johnson menargetkan vaksin COVID-19 untuk anak akan tersedia pada akhir September tahun ini. CEO Johnson & Johnson Alex Gorsky mengatakan, mereka memiliki keuntungan karena jenis vaksinnya (vektor virus) telah digunakan pada vaksin lain yang dikhususkan untuk usia anak.

Astrazeneca

Vaksin COVID-19 AstraZeneca telah mengumumkan keamanan dan efektivitasnya untuk kelompok usia 18 tahun ke atas.

Pada Februari lalu, AstraZeneca mengumumkan akan memulai uji klinis pada kelompok usia anak. Pengujian akan melibatkan 300 orang anak usia 6 tahun hingga 17 tahun.

Di tengah virus COVID-19 yang terus bermutasi, kini kita menanti-nanti vaksin mana yang ampuh dan aman melindungi anak-anak dari COVID-19.

Berita Kesehatan Lainnya