Berita Kesehatan
Berbagai Komplikasi Pneumonia yang Harus Anda Waspadai
Sabtu, 09 Jan 2021 10:46:57
Pneumonia adalah infeksi virus, bakteri, atau jamur yang menyebabkan peradangan pada paru-paru. Menurut data WHO tahun 2017, pneumonia menyumbang 15 persen, tepatnya 808.694 jiwa, dari seluruh kematian anak di bawah usia 5 tahun di dunia. Pneumonia memiliki gejala yang mirip dengan flu sehingga kondisi ini sering kali diabaikan. Padahal pneumonia bisa sangat berbahaya karena dapat menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi yang bisa mengancam jiwa penderitanya. Komplikasi pneumonia Meski memakan banyak korban anak-anak, kondisi ini sebetulnya dapat menimpa siapa saja. Akan tetapi, komplikasi pneumonia lebih sering terjadi pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti anak kecil dan orang tua. Beberapa komplikasi pneumonia yang mungkin terjadi, di antaranya: 1. Efusi pleura Pneumonia dapat menyebabkan cairan menumpuk pada pleura, yaitu ruang tipis antara lapisan jaringan yang melapisi paru-paru dan rongga dada. Penumpukan cairan di sekitar paru-paru ini disebut dengan efusi pleura. Jika cairan tersebut terinfeksi, maka dapat menyebabkan empiema (penumpukan nanah di pleura). Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala nyeri dada yang parah saat bernapas, batuk atau bersin, nyeri yang menjalar ke punggung atau bahu, demam, dan sulit bernapas. Dokter mungkin akan melakukan prosedur untuk menghilangkan cairan dari tubuh Anda dengan menggunakan jarum medis. 2. Bakteremia Jika pneumonia disebabkan oleh bakteri, mereka juga bisa masuk ke dalam darah dan menyebarkan infeksi ke organ lain hingga berpotensi menyebabkan kegagalan organ. Kondisi ini disebut dengan bakteremia. Bakteremia juga dapat menyebabkan situasi serius yang dikenal sebagai syok septik. Ini merupakan reaksi terhadap infeksi dalam darah yang bisa membuat tekanan darah menjadi terlalu rendah sehingga jantung tak dapat memompa cukup darah ke organ-organ tubuh lainnya. Segera cari bantuan medis apabila Anda merasakan gejala berupa demam, jantung berdetak kencang, napas cepat, menggigil, tekanan darah rendah, perut tidak nyaman, dan kebingungan. Dokter mungkin akan memberi antibiotik untuk mengatasi bakteremia. 3. Abses paru-paru Terkadang, pneumonia dapat menyebabkan terbentuknya kantong nanah (abses) di paru-paru. Kondisi ini lebih mungkin terjadi apabila Anda memiliki riwayat penyakit gusi, menderita bakteremia, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan menyalahgunakan alkohol. Jika Anda memiliki gejala berikut segera hubungi dokter: Demam tinggi lebih dari 38 derajat Celcius Batuk nanah Berkeringat di malam hari Tidak merasa lapar Berat badan turun tiba-tiba Kelelahan. Dokter kemungkinan akan mengobati abses paru-paru dengan antibiotik. Terkadang, pembedahan atau drainase juga diperlukan untuk mengeluarkan nanah. Baca Juga Vaksin PCV Bisa Lindungi Buah Hati dari Berbagai Penyakit Berbahaya 10 Komplikasi Corona Ini Berisiko pada Pasien Positif Covid-19 Empiema Adalah Penumpukan Nanah di Paru-Paru 4. Gagal napas Gagal napas merupakan salah satu komplikasi pneumonia yang mengancam jiwa. Kondisi ini terjadi ketika paru-paru tidak dapat mengirim cukup oksigen atau membuang karbon dioksida dalam darah sehingga Anda perlu menggunakan ventilator. Kebutuhan oksigen yang tak tercukupi dapat menyebabkan organ tubuh berhenti bekerja. Saat mengalami gagal napas, Anda dapat merasakan gejala seperti tidak mendapat cukup udara, napas cepat, detak jantung tidak teratur, kebingungan, kebiruan pada kulit, ujung jari, atau bibir, kegelisahan yang ekstrem, kelelahan, berkeringat, dan hilang kesadaran. 5. Gagal ginjal Ketika Anda mengalami bakteremia atau syok septik, jantung tak dapat memompa cukup darah ke ginjal. Meski bukan komplikasi umum dari pneumonia, kondisi ini bisa menyebabkan ginjal berhenti bekerja. Gagal ginjal dapat ditandai dengan jarang buang air kecil; pembengkakan pada pergelangan kaki, tungkai, atau kaki; sulit bernapas; kebingungan; mual; lesu; detak jantung tak normal; kejang; nyeri dada; atau koma. Anda mungkin perlu melakukan cuci darah hingga ginjal berfungsi kembali. 6. Gagal jantung Sebuah penelitian menunjukkan bahwa 20 persen pasien pneumonia juga memiliki masalah jantung. Beberapa kemungkinan penyebabnya adalah masuknya bakteri ke jantung, stres, atau tubuh yang tak mengirimkan cukup oksigen ke organ tersebut. Pada kasus yang parah, jantung gagal bekerja dengan benar. Hal ini dapat membuat Anda mengalami sulit bernapas, detak jantung tidak normal, batuk atau mengi terus-menerus, batuk lendir berdarah, pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, tungkai, atau perut, kelelahan, hilang nafsu makan, dan berat badan turun tiba-tiba. Gagal jantung dapat ditangani dengan obat-obatan dan prosedur medis tertentu. 7. Memperburuk penyakit kronis Jika Anda sudah memiliki kondisi medis tertentu sebelumnya, pneumonia dapat memperburuk keadaan tersebut. Penyakit paru-paru ini bisa menyebabkan gagal jantung kongestif dan emfisema. Bahkan pada sebagian penderitanya, pneumonia dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Pada beberapa kasus, pneumonia juga bisa berakibat fatal yang berujung pada kematian. Oleh sebab itu, jika Anda terkena pneumonia, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.