Batuk memang keluhan kesehatan yang rasanya hampir pernah dialami semua orang. Pada dasarnya, batuk ini merupakan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari saluran pernapasan. Misalnya, lendir atau tubuh. Tapi, kalau batuk ini terjadi secara terus-menerus, kamu mesti waspada. Apalagi bila terjadi selama beberapa minggu atau bulan.
Pasalnya, batuk seperti ini bisa jadi bukan batuk biasa, melainkan batuk gejala tuberkulosis (TBC). Batuk kronis (berlangsung lama) merupakan gejala dari TBC paru. Yang bikin resah, amat sulit untuk membedakan batuk TBC dengan batuk biasa. Biasanya yang dijadikan tolok ukur adalah jangka waktu batuk. Pendek kata, kamu perlu curiga akan adanya TBC bila batuk terjadi lebih dari tiga minggu.
Tapi, sebenarnya gejala TBC tak hanya ditandai dengan batuk kronis saja. Lalu, apa lagi sih gejala TBC yang bisa dialami oleh pengidapnya?
Meski tak semua batuk kronik merupakan gejala TBC, namun kamu tetap harus waspada terhadap keluhan ini. Alangkah lebih baik untuk bertemu dokter demi mendapatkan penanganan dan diagnosis yang tepat. Ingat, semakin cepat TBC terdeteksi, maka pengobatan yang diberikan akan semakin efektif dan peluang sembuh akan lebih besar.
Pada dasarnya, memang banyak orang tidak menyadari gejala TBC atau bingung membedakannya dengan penyakit lain. Pada masa awal terinfeksi, gejala yang timbul hanya ringan, bahkan sering tidak muncul sampai penyakit ini berkembang di dalam tubuh.
Lalu, gejala apa lagi sih selain batuk (tiga minggu atau lebih) yang bisa dialami pengidap TBC?
Mengetahui gejala TBC bisa mencegah seseorang terserang komplikasi infeksi penyakit ini, lho. Lalu, apa saja sih komplikasi dari penyakit ini?
Selain menyerang paru-paru, pengidap TBC yang tak mendapatkan perawatan dalam jangka panjang bisa saja terserang beberapa komplikasi. Nah, berikut komplikasi yang bisa ditimbulkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (penyebab TBC).
1. Rusaknya Tulang dan Sendi
Penyakit paru ini bisa juga bisa menyerang tulang dan sendi. Setidaknya ada 35 persen kasus TBC yang menyerang tulang dan sendi. TBC pada tulang dan persendian ini juga menyebabkan komplikasi lain. Misalnya , timbulnya penyakit saraf, rusaknya bentuk tulang belakang, suara yang parau, hingga gangguan menelan.
Dalam beberapa kasus, bakteri penyebab TBC bisa berpindah ke sekeliling otak dan cincin tulang belakang (meninges). Kondisi ini juga disebut dengan meningeal tuberculosis. Komplikasi yang terjadi pada otak ini bisa menyebabkan hilangnya kemampuan mendengar, meningkatkan tekanan pada otak (intracranial pressure), kerusakan otak, stroke, dan kematian.
Meski jarang terjadi, ada kalanya komplikasi TBC bisa menyebabkan gangguan pada mata. Di Amerika Serikat contohnya, kasus ini pernah terjadi pada 1–2 persen pengidap TBC. Bakteri TBC menyerang mata baik dengan infeksi langsung ataupun tidak langsung. Biasanya, bagian mata yang mudah terserang adalah konjungtiva, kornea, dan sklera. Gangguan pada mata ini bisa menyebabkan pandangan kabur dan sensitif terhadap cahaya.
Â
4. Kerusakan Hati (Hepatic Tuberculosis)
Â
Penyakit ini juga bisa menyerang hati melalui aliran darah. TBC pada hati (hepatic tuberculosis) dapat menyebabkan komplikasi lain, di antaranya jaundice (atau menguningnya kulit dan lapisan mukosa) dan sakit di area perut.