Air garam telah digunakan oleh beberapa budaya dari generasi ke generasi yang tak terhitung jumlahnya untuk membersihkan luka dan sekaligus membilas mulut. Kebersihan mulut yang baik dalam keseharian sangat penting bagi kesehatan secara keseluruhan. Banyak jenis bakteri hidup di mulut dan menyebabkan gigi berlubang, radang gusi, dan penyakit periodontal ketika ada pertumbuhan bakteri berlebih. Oleh karena itu, banyak orang yang menyarankan bahwa berkumur dengan air asin dapat menjaga kebersihan mulut yang baik. Namun, apakah itu telah terbukti kebenarannya?
Secara historis, berkumur dengan air garam telah dilakukan selama ratusan tahun, dari Cina kuno ke Roma. Banyak referensi dibuat untuk membilas dan membersihkan mulut dengan menggunakan dokumen obat tradisional Cina dan Ayurveda India. Pengobatan Ayurveda mirip dengan jamu tradisional Cina, namun penggunaan air asin untuk menyikat gigi dan membilas mulut relatif umum pada periode Yunani dan Romawi. Hippocrates dikatakan telah merekomendasikan campuran air sumur, garam laut, dan cuka untuk membersihkan mulut.
Bahkan hingga saat ini, dokter gigi sering merekomendasikan berkumur dengan air garam untuk meringankan rasa sakit dan bengkak setelah pencabutan gigi. Sebuah studi yang dilakukan tahun 2010 menunjukkan bahwa air garam adalah cara yang efektif untuk membunuh bakteri mulut. Larutan garam jenuh membunuh bakteri dengan mengubah lingkungan mulut menjadi tidak kondusif untuk pertubuhan bakteri.
Banyak yang percaya bahwa menggunakan bilas oral air garam secara teratur dapat menjadi cara yang lebih murah dan lebih efektif untuk mencapai kesehatan mulut yang baik. Beberapa dokter gigi percaya bahwa air asin baik untuk mengurangi peradangan setelah pencabutan gigi dan luka pada mulut, namun juga dapat merusak enamel gigi jika digunakan dalam waktu yang lama. Air garam adalah basa alami yang dapat merusak gigi. Sebaliknya, berkumur dengan air asin juga dapat menutupi bau mulut yang bisa disebabkan oleh sejumlah masalah lain yang tidak terdiagnosis.
Tidak ada studi ilmiah yang menyatakan bahwa air asin lebih baik daripada obat kumur di pasaran. Bahkan, obat kumur telah dibuat secara teliti agar memiliki pH netral untuk menjaga enamel gigi. Namun, alkohol kadar tinggi yang terkandung dalam banyak obat kumur dapat menyebabkan peningkatan risiko kanker mulut. Obat kumur yang mengandung senyawa yang disebut chlorhexidine direkomendasikan hanya untuk digunakan 2 minggu. Obat kumur yang mengandung fluoride umumnya direkomendasikan untuk penggunaan sehari-hari.
Garam alami, yaitu natrium klorida, dapat membatasi jumlah pertumbuhan bakteri dan dalam banyak makanan sekaligus menjaganya, karena garam menyerap molekul air. Bakteri membutuhkan kelembapan untuk tumbuh subur, sehingga tanpa air yang cukup mereka tidak bisa tumbuh dengan baik. Air asin tidak dianggap sebagai antibiotik, karena ia tetap menyediakan bakteri dengan air dan tidak membunuh bakteri dengan melakukan kontak langsung. Namun, menurut sebuah artikel tahun 2003, yang diterbitkan dalam British Dental Journal, bilasan air asin bermanfaat, karena garam dapat membuat basa dan meningkatkan pH di dalam mulut yang menghalangi perkembangan bakteri, karena hampir seluruh bakteri lebih memilih lingkungan asam untuk hidup. Selanjutnya, air garam bersifat isotonik dan tidak mengiritasi selaput lendir, dan itulah mengapa banyak dokter gigi menggunakan air asin hangat setelah melakukan prosedur gigi.
Lebih lengkapnya, air garam memiliki manfaat sebagai berikut:
Berkumur air garam juga dapat bermanfaat pada kondisi mulut berikut: