Berita Kesehatan
Apa Penyebab Gigi Mati dan Apakah Bisa Diobati?
Selasa, 07 Jul 2020 14:32:08

Kondisi gigi yang mati biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Hanya saja, ada perubahan warna pada gigi yang bisa Anda lihat. Rutin memeriksakan gigi Anda ke dokter dapat mencegah dan mendeteksi dini gigi mati. Nah, apa saja penyebab gigi mati dan bagaimana cara mengobatinya? Simak ulasannya berikut ini.

Apa itu gigi mati?

Gigi memiliki tiga lapisan, yaitu enamel, dentin, dan pulpa. Pada bagian pulpa gigi, terdapat pembuluh darah dan saraf. Bila saraf mati dan pembuluh darah tidak mengalirkan darah pada gigi tersebut, maka gigi tersebut adalah gigi mati atau gigi tak vital.

Saraf mati pada gigi juga biasa disebut sebagai pulpa nekrotik atau gigi pulpa. Setelah ini terjadi, gigi akan rontok dengan sendirinya.

Namun, hati-hati karena bisa berbahaya sehingga menyebabkan infeksi dan mempengaruhi area mulut lainnya.

Gejala gigi mati

Kadang, sulit untuk mendeteksi terjadi matinya gigi hanya dengan melihatnya. Hanya dokter gigi yang bisa mendiagnosisnya dengan melakukan pemeriksaan rutin.

Apalagi, biasanya pasien tidak merasakan sakit pada gigi, rasa sakit muncul hanya pada beberapa kasus, yaitu terjadi infeksi.

Namun, ada dua gejala utama yang bisa membantu mengindentifikasi kondisi masalah gigi yang satu ini, yaitu terjadi perubahan warna dan terasa sakit bila terjadi infeksi.

Gigi berubah warna

Jika gigi sudah mati, biasanya akan terjadi perubahan warna yang menjadi lebih gelap misalnya berwarna kuning, abu-abu, atau hitam. Hal ini terjadi karena sel darah merah pada gigi juga ikut mati. Hal ini merupaka efek yang mirip ketika tubuh Anda mengalami memar.

Perubahan warna pada gigi akan mengalami peningkatan dari warna kuning menjadi hitam bila tidak ditangani. Hal ini pun terjadi ketika Anda tidak merawat seperti yang seharusnya.

Gigi terasa sakit

Penyebab yang dapat meningkatkan rasa sakit dari matinya gigi tergolong bervariasi. Namun, rasa sakit bukan berasal dari dalam gigi tetapi dari ujung saraf yang sangat sensitif di sekitar bagian luar gigi, yaitu membran periodontal.

Bakteri dan sisa-sisa saraf yang mati atau nanah, terbentuk di rongga pulpa di dalam gigi sehingga memberi tekanan pada membran periodontal. Inilah yang menjadi penyebab rasa sakit muncul pada gigi mati.

Selain itu, masalah gigi yang satu ini juga bisa terinfeksi. Infeksi tersebut dapat berubah menjadi kantung nanah (abses) dan menghasilkan gejala lain, misalnya:

  • Rasa tidak nyaman pada gigi
  • Bau busuk
  • Terjadi gusi bengkak
  • Gigi membusuk

Apa saja penyebab gigi mati?

Ada dua penyebab utama masalah pada gigi yang satu ini, yaitu kerusakan gigi dan trauma gigi.

Kerusakan gigi

Penyebab pertama dari matinya gigi Anda adalah terjadinya kerusakan pada gigi. Kerusakan yang terjadi pada gigi dapat menyebabkan peluruhan gigi.

Peluruhan terjadi dimulai pada lapisan terluar gigi, namun seiring waktu rongga dan peluruhan bisa menembus ke lapisan yang lebih dalam. Jika rongga tidak diobati, maka akan menciptakan jalur bagi bakteri untuk masuk ke dalam gigi.

Pulpa yang sehat memiliki respon terhadap peradangan yang terjadi akibat bakteri. Pulpa dan sel darah putih akan menahan infeksi yang disebabkan oleh bakteri.

Namun, hal ini menyebabkan terjadinya tekanan di dalam pulpa meningkat, kemudian akan memotong suplai darah dan akhirnya membunuh pulpa akibat tidak adanya suplai darah.

Trauma gigi

Lali, penyebab kedua dari gigi mati adalah adanya trauma. Trauma pada gigi bisa terjadi akibat cedera olahraga, terjatuh, atau terpukul.

Hal ini bisa menyebabkan pembuluh darah pecah dan suplai darah ke gigi menjadi terputus. Akibatnya, saraf dan jaringan hidup di dalam pulpa akan mati karena tidak mendapat suplai darah.

Tidak hanya cedera dari sesuatu yang parah, kebiasaan menggertakkan gigi secara bertahap pun bisa mengakibatkan trauma. Hal ini pun meningkatkan risiko terjadinya matinya gigi pada Anda.

Bagaimana cara mengobati gigi mati?

gigi mati

Pengobatan terhadap gigi yang mati itu penting. Apalagi jika terjadi infeksi, bila tidak segera diobati, bakteri dapat tumbuh dan berpindah ke akar gigi dan mulai menyerang tulang rahang dan gigi lainnya.

Bila gigi yang mati tidak menyebabkan rasa sakit, dapat didiagnosis dengan bantuan sinar X (rontgen)

Ada dua pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah gigi ini, yaitu cabut gigi dan saluran akar kanal pada gigi. Dokter akan menyarankan pengobatan mana yang lebih baik untuk gigi pasien, biasanya pengobatan akan dipilih sesuai dengan kondisi gigi.

Cabut gigi

Jika penyebab dari gigi mati membuat kerusakan maksimal, hal yang perlu Anda lakukan adalah mencabut gigi. Dokter pun dapat merekomendasikan untuk mencabut matinya gigi apabila sudah tidak bisa diperbaiki.

Prosedur ini sangat sederhana, relatif ekonomis dan tidak menimbulkan rasa sakit.

Gigi yang dicabut tersebut dapat diganti dengan implan gigi untuk menggantikan jaringan tulang pada gigi yang hilang, atau dengan gigi palsu.

Perawatan saluran akar

Pengobatan ini biasanya direkomedasikan terlebih dahulu bila penyebab gigi mati tidak terlalu parah dan gigi masih dalam keadaan baik. Pengobatan ini juga dikenal dengan endodontik, yang bertujuan untuk membersihkan semua infeksi dari gigi dan akar gigi.

Perawatan saluran akar mungkin akan memakan proses yang panjang, sehingga pasien harus melewati perawatan beberapa kali.

Gigi yang telah mati masih bisa berfungsi setelah perawatan karena sebagian besar kondisi gigi masih utuh, namun kondisinya tidak sekuat gigi sehat. Oleh karena itu, gigi ini masih berisiko mengalami kerapuhan.

Dokter akan membuat lubang dan menggunakan instrument kecil untuk membersihkan infeksi sekaligus menghilangkan pulpa. Setelah membersihkan infeksi, dokter akan mengisi lalu menutup secara permanen.

Bagaimana mencegahnya?

Untuk mencegah terjadinya kondisi masalah gigi yang stau ini, maka yang dapat dilakukan oleh Anda sebagai berikut:

  • Berkumur terlebih dahulu sebelum menyikat gigi.
  • Gunakan pasta gigi yang mengandung flouride (zat yang dapat memperkuat gigi).
  • Menyikat gigi dengan teknik yang benar. Jangan terlalu keras sehingga melukai gusi.
  • Menyikat gigi dapat dilakukan 2 kali sehari, pagi dan malam hari setelah makan.
  • Kurangi konsumsi makanan dan minum yang manis.
  • Hindari membuka kemasan yang cukup keras dengan gigi.
  • Rutin memeriksakan kesehatan gigi ke dokter.
  • Menggunakan pelindung mulut (mouth guard) saat berolahraga untuk mencegah terjadinya trauma gigi.

Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.