Berita Kesehatan
Beragam Pilihan Obat Flu Paling Ampuh yang Aman untuk Orang Dewasa dan Anak
Kamis, 11 Jun 2020 10:35:08

Flu adalah penyakit sangat menular yang disebabkan oleh virus. Pengobatan yang tidak tepat membuat Anda menularkan penyakit tersebut ke orang lain. Kabar baiknya, ada banyak pilihan obat flu paling ampuh yang bisa membuat Anda cepat sembuh, termasuk obat flu di apotek yang bisa dibeli tanpa resep dokter.

Pilihan obat flu di apotek

Banyak orang tidak langsung mengobati gejala flu karena berpikir penyakit tersebut bisa sembuh sendiri. Meski terlihat ringan, flu sebenarnya membutuhkan penanganan yang tepat.

Jika tidak, flu bisa semakin parah dan membuat Anda tidak bisa sekolah, bekerja, atau melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. Apalagi jika Anda juga punya riwayat penyakit jantung, asma, dan diabetes.

Untungnya, ada banyak pilihan obat flu di apotek tanpa resep dokter yang dapat membantu Anda cepat sembuh. Obat-obatan di bawah ini mungkin juga bisa Anda temukan juga di toko obat atau supermarket terdekat dari rumah.

1. Paracetamol

obat pilek

Paracetamol bukan obat flu paling ampuh, tapi mampu membantu meringankan gejala penyerta flu. Biasanya, orang yang sakit flu akan mengalami serangkaian gejala lain seperti demam, sakit kepala, serta badan nyeri atau pegal-pegal. Nah, paracetamol membantu meredakan berbagai gejala tersebut.

Paracetamol adalah obat pereda nyeri ringan dan penurun demam yang dijual bebas tanpa resep dokter. Obat ini efektif untuk semua kalangan, termasuk anak-anak, orang dewasa, wanita hamil, serta ibu menyusui.

Namun, Anda tetap harus berhati-hati jika ingin beli minum obat flu ini di apotek. Jika Anda punya riwayat medis tertentu, seperti penyakit jantung, hipertensi, kolesterol tinggi, dan diabetes, hindari paracetamol. Obat ini mungkin bisa memicu masalah kesehatan lain yang lebih parah. Maka jika Anda memiliki riwayat kondisi medis tertentu, ada baiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter.

Anda juga disarankan untuk berkonsultasi dulu ke dokter apabila sedang rutin minum obat tertentu. Pasalnya, konsumsi paracetamol bersamaan dengan obat lainnya dapat meningkatkan risiko interaksi obat. Mengonsumsi alkohol atau merokok juga dapat menyebabkan interaksi bahaya.

2. Ibuprofen

mitos pilek

Sama seperti paracetamol, ibuprofen bukan obat flu yang paling ampuh. Namun, ibuprofen cukup manjur untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri ringan hingga sedang akibat flu. Ibuprofen adalah obat yang dijual bebas tanpa resep dokter. Anda bisa menemukan obat ini dengan mudah di apotek atau supermaket terdekat.

Ibuprofen adalah obat golongan non steroid anti-inflamasi (NSAID). Obat ini bekerja dengan dua cara. Pertama, ibuprofen bertugas untuk menghambat produksi senyawa kimia tertentu yang menyebabkan peradangan dan nyeri. Kedua, obat ini mengurangi peradangan di tubuh sehingga mempercepat proses penyembuhan.

Gunakan obat ini sesuai dengan petunjuk pemakaian yang ada di label kemasan obat. Pastikan Anda tidak menggunakan obat ini melebihi dosis aman atau melebihi jangka waktu penggunaan yang direkomendasikan. Penggunaan ibuprofen yang berlebihan dapat menyebabkan luka di lambung dan usus.

Selain itu, obat ini juga bisa meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke apabila digunakan melebihi dosis yang dianjurkan atau dalam waktu lama. Bagi Anda yang punya riwayat penyakit jantung atau berbagai penyakit kronis lainnya, Anda harus lebih berhati-hati ketika menggunakan obat ini.

3. Obat antihistamin

flu dan pilek

Obat flu lain yang bisa Anda beli di apotek adalah antihistamin. Antihistamin adalah obat flu paling ampuh jika gejalanya diakibatkan oleh alergi. Obat ini efektif untuk meredakan gejala flu yang disebabkan karena alergi seperti hidung meler, tenggorokan gatal, mata berair atau, bersin-bersin.

Antihistamin bekerja dengan menghalangi efek histamin, yang sebenarnya berfungsi untuk melawan virus atau bakteri. Namun bagi orang yang punya alergi, senyawa histamin dalam tubuhnya tidak bekerja sebagaimana mestinya sehingga timbullah reaksi alergi ketika tubuh kemasukan zat yang sebenarnya tidak berbahaya.

Chlorpheniramine dan brompheniramine adalah dua contoh obat flu jenis antihistamin di apotek. Penting untuk diketahui kedua obat antihitamin ini dapat menyebabkan kantuk. Maka jika Anda ingin minum obat tersebut, hindari mengoperasikan mesin dan mengemudikan kendaraan untuk sementara waktu atau sampai efek samping mengantuknya hilang.

Alternatifnya, Anda bisa minum obat antihistamin jenis lainnya, seperti fexofenadine, loratadine, dan cetrizine yang tidak membuat ngantuk.

Perlu diperhatikan bahwa beberapa obat antihistamin untuk flu dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, seperti antidepresan dan obat kejang. Apabila Anda sedang rutin menggunakan kedua jenis obat tersebut, ada baiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter untuk memastikan keamanan serta menghindari efek sampingnya

Anda juga sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter sebelum beli obat flu ini di apotek apabila memiliki riwayat penyakit ginjal, hati, dan asma. Obat antihistamin mungkin dapat memperburuk kondisi Anda. Jika khawatir tentang efek samping tersebut, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter sebelum mengonsumsinya.

4. Dekongestan

Hidung tersumbat karena flu memang bikin sulit bernapas lega. Hidung tersumbat karena flu disebabkan oleh pembuluh darah di sinus yang meradang hingga membengkak. Ditambah dengan produksi lendir yang berlebihan, inilah yang semakin membuat Anda sulit bernapas.

Kabar baiknya, Anda bisa obat flu dekongestan di apotek tanpa resep dokter. Obat flu ini bekerja mengecilkan pembengkakan pada saluran hidung serta mengurangi produksi lendir agar Anda bisa bernapas lebih lega.

Obat flu di apotek ini tersedia dalam berbagai sediaan yang meliputi pil, tablet, sirup, serta semprot hidung. Pseudoephedrine dan phenylephrine adalah jenis dekongestan yang bisa dijadikan obat flu paling ampuh.

Namun, hati-hati. Sama seperti obat lainnya, dekongestan juga menyimpan efek samping yang harus diwaspadai. Efek samping dekongestan berkisar dari ringan hingga berat. Mengantuk, pusing, mulut dan tenggorokan terasa kering, sakit perut, sembelit, dan kesulitan untuk tidur adalah beberapa efek samping dekongestan yang ringan.

Bagi orang yang memiliki risiko penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi), obat ini juga bisa menyebabkan jantung berdebar-debar dan peningkatkan tekanan darah. Oleh sebab itu, sebelum minum obat ini, orang dengan hipertensi sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter.

5. Ekspektoran

minum obat pilek

Selain hidung tersumbat, flu juga bisa memicu batuk berdahak. Maka, obat flu yang paling ampuh untuk meredakan gejala satu ini adalah ekspektoran.

Obat ekspektoran berfungsi untuk mencairkan lendir di tenggorokan dan mengencerkan dahak yang menyelimuti paru-paru supaya bisa lebih mudah untuk dikeluarkan.

Obat ekspektoran mengandung guaifenesin yang bertugas untuk meningkatkan kadar air di dalam lendir dan mengencerkannya. Guaifensin juga bertugas untuk membuat Anda batuk-batuk supaya bisa mudah mengeluarkan dahak.

Obat ekspektoran tersedia dalam sediaan sirup atau tablet. Anda bisa mengonsumsi obat ini sebelum atau setelah makan sesuai dengan petunjuk pemakaian yang tertera di label kemasan. Setelah minum obat, Anda disarankan untuk banyak minum air putih. Asupan cairan yang cukup dapat membantu mengencerkan dahak dan melegakan saluran napas Anda.

Mual, muntah, mengantuk, dan kliyengan merupakan sejumlah efek samping paling umum dari penggunaan obat ekspektoran. Jika Anda kondisi Anda tidak juga membaik atau justru malah semakin memburuk, segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan medis yang tepat.

Obat flu paling ampuh adalah antivirus

obat mata sensitif terhadap cahaya

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, penyebab flu adalah infeksi virus. Maka, obat flu paling ampuh sebenarnya antivirus atau antiviral. Obat ini bekerja dengan cara menghambat perkembangan virus di dalam tubuh sehingga tidak menimbulkan gejala yang lebih parah.

Sayangnya, obat antivirus tidak boleh digunakan sembarangan.Obat antivirus membutuhkan resep dokter. Anda hanya bisa membelinya di apotek dengan menebus resep tersebut. Obat jenis ini tidak dijual bebas di warung, apotek, maupun supermarket besar.

Ada berbagai jenis antivirus yang bisa diresepkan dokter untuk mengobati flu. Oseltamivir, peramivir, zanamivir, baloxavir, rimantadine, dan amantadine adalah beberapa pilihan antivirus yang sering diresepkan dokter sebagai obat flu paling ampuh.

Supaya obat bekerja lebih efektif, obat antivirus harus diberikan setidaknya 48 jam (2 hari) setelah kemunculan gejala flu. Apabila diberikan di waktu yang tepat, obat antivirus dapat mempercepat waktu pemulihan.

Meski begitu, Center for Disease Control and Prevention (CDC) dalam website resminya mengatakan bahwa semakin cepat antivirus diberikan, maka akan semakin baik. Terutama bagi orang yang sudah mengalami flu parah dan berisiko tinggi terkena komplikasi flu serius.

Selain meresepkan obat antivirus, dokter mungkin akan meminta Anda untuk melakukan vaksinasi flu. Gabungan dari kedua pengobatan ini dinilai efektif untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh penderita terhadap infeksi.

Efek samping obat antivirus

neozep forte

Walau dinobatkan sebagai obat flu paling ampuh, penting untuk dipahami bahwa berbagai antivirus tersebut tetap memiliki potensi efek samping. Mual, muntah, sakit perut, atau diare, merupakan beberapa efek samping yang paling sering dikeluhkan pasien setelah minum obat antivirus untuk mengatasi flu.

Jika Anda khawatir tentang efek berbagai obat flu paling ampuh yang sudah disebutkan tadi, jangan ragu untuk menyampaikan semua keluahan yang Anda rasakan ke dokter. Dokter akan membantu mencari pengobatan terbaik yang sesuai dengan kondisi Anda.

Aturan minum antivirus untuk mengatasi flu

obat antivirus untuk flu

Aturan, dosis, serta jangka waktu minum obat antivirus untuk mengatasi flu mungkin akan berbeda pada setiap orang. Dokter akan meresepkan obat sesuai dengan usia serta kondisi pasien secara menyeluruh. Dengan kata lain, jenis obat yang akan digunakan pada fase pencegahan dan pengobatan penyakit flu mungkin saja berbeda.

Selain itu, cara menggunakan obat antiviral untuk mengatasi pun berbagai macam. Ada yang bisa diminum langsung karena berbentuk sirup atau pil seperti baloxavir dan oseltamavir, harus dihirup karena berbentuk serbuk seperti zanamivir, maupun diberlikan lewat infus seperti peramivir.

Baca aturan pakai dan dosis obat sebelum minum

Sebelum minum obat flu apa pun yang dibeli di apotek, pastikan selalu baca aturan pemakaian obat dengan teliti. Aturan pemakaian obat biasanya terdapat di bagian luar kemasan, di brosur yang disertakan dalam boks, atau menempel di botol obat.

Pastikan Anda minum obat sesuai dengan aturan yang dianjurkan. Jangan coba-coba untuk mengurangi, menggandakan, atau memperlama jangka dosis obat jika tidak ingin mengalami efek samping yang berbahaya.

Jika ada aturan yang tidak Anda mengerti, jangan ragu untuk bertanya ke petugas apoteker atau bertanya langsung dengan dokter. Pastikan bahwa obat itu aman untuk dikonsumsi tanpa menimbulkan masalah baru.

Jika kondisi Anda tidak membaik, malah memburuk, atau jika muncul masalah kesehatan serius, segera cari bantuan medis. Jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter apabila memiliki pertanyaan atau khawatir tentang kondisi Anda sekarang.

Flu tidak bisa diobati dengan antibiotik

obat penghilang rasa sakit

Masih banyak orang yang mengira bahwa antivirus dan antibiotik adalah dua jenis obat yang sama. Faktanya, keduanya berbeda. Antibiotik adalah obat untuk membunuh bakteri. Sementara antivirus adalah obat untuk membunuh virus.

Penyebab flu adalah virus influenza. Maka, flu hanya bisa diobati dan disembuhkan dengan antivirus, bukan antibiotik.

Penggunaan antivirus dan antibiotik yang sembarangan atau tidak perlu dapat menyebabkan efektivitasnya menurun. Alih-alih menyembuhkan, penggunaan obat yang salah mungkin bisa memperburuk kondisi Anda, atau bahkan menyebabkan efek samping yang fatal.

Oleh sebab itu, selalu gunakan obat antibiotik dan antivirus secara bijak atau sesuai dengan yang diresepkan dokter. Selain itu, jangan pernah menghentikan, menambahkan, atau mengurangi dosis pemakaian obat apa pun tanpa persetujuan dokter.