Udara dingin dapat membuat Anda sakit pilek dan flu, apakah benar? Tidak hanya di Indonesia, mitos kesehatan yang paling populer ini juga banyak dipercaya oleh individu di mancanegara. Namun, jika ini adalah sebuah mitos, mengapa puncak pilek dan flu terjadi ketika Anda terkena udara dingin? Jawaban dari pertanyaan ini sangat kompleks dan juga menarik. Oleh karena itu, mari kita lihat jawabannya di bawah ini.
Dalam hal penyakit menular, seperti pilek dan flu, virus merupakan satu-satunya penyebab utama dari penyakit itu sendiri, dan bukan dari cuaca dingin. Menurut Thomas Tallman, DO, seorang ahli penyakit pilek dan flu di Cleveland Clinic, cuaca dingin tidak menyebabkan pilek, setidaknya tidak secara langsung. “Hal itu tidak memiliki efek sama sekali,” kata Tallman. “Udara dingin dan flu tidak saling berhubungan.”
Dr. Sorana Segal-Maurer, seorang kepala dari Dr. James J. Rahal Jr. Division of Infectious Disease di New York Hospital, juga menyatakan hal yang sama. Bukan udara dingin yang menjadi masalah, tetapi apa yang kita lakukan ketika udara dingin menghampiri. ”Ketika cuaca berubah menjadi dingin, kita memilih untuk berada di dalam ruangan, di mana udara didaur ulang dan kita sering berada dalam jarak dekat dengan orang lain dan dengan virus. Jika ada yang bersin, jaraknya dekat satu sama lain.”
Orang-orang dalam jarak dekat akan lebih mudah terkena virus. “Jika ada satu orang dalam keluarga Anda sedang terkena pilek atau flu, itu akan menyebar dengan mudah pada anggota keluarga lainnya,” kata Tallman.
“Kondisi kering dan dingin mungkin membuat Anda lebih berisiko untuk terkena virus karena mukosa yang kering,” tambah Segal-Maurer. Mukosa adalah sesuatu yang melapisi trakea pada belakang tenggorokan dan sinus Anda. Virus dapat menyerang mukosa yang kering dan akhirnya berkembang lebih banyak, itulah yang menyebabkan Anda terkena pilek.
Terlebih lagi, ada sekitar 200 virus yang dapat menyebabkan pilek, menurut Professor Raina Maclntyre, seorang Professor of Infectious Diseases Epidemiology dan kepala dari School of Public Health dan Community Medicine di University of New South Wales. “Ada hubungan antara cuaca dingin dan pilek atau flu, itu karena ada berbagai hal yang menyebabkan tingkat penularan virus pilek jauh lebih tinggi dalam cuaca dingin,” kata Maclntyre.
Penelitian terbaru dari Amerika Serikat menemukan bahwa virus influenza memiliki lapisan lemak keras yang melindunginya dari udara dingin, lapisan tersebut kemudian mencair setelah virus memasuki saluran pernapasan.
Setelah melihat kaitan antara suhu udara dan penyakit, ini membuktikan bahwa meski udara dingin tidak menyebabkan flu, paparan udara dingin akan memperburuk gejala flu Anda.
Maclntyre mengatakan jika Anda memiliki pilek dan demam, maka Anda akan merasa lebih sengsara jika Anda keluar rumah dalam cuaca yang dingin daripada tetap tinggal di tempat tidur yang hangat dan beristirahat.
Mungkin berada di dalam rumah untuk tetap hangat dan nyaman saat terserang gejala flu bukanlah ide yang buruk. Selain itu, dengan Anda tinggal di rumah, Anda sekaligus dapat mencegah penularan virus kepada orang lain.
Menurut Tallman, virus tidak membutuhkan sistem kekebalan tubuh yang lemah untuk dapat menyerang. “Anda bisa saja terkena pilek meskipun memiliki tubuh yang sehat,” sahut Tallman.
Memang benar bahwa pilek dapat menyerang siapa saja, tetapi kekuatan sistem kekebalan tubuh kita sendiri juga memainkan peran yang besar dalam kerentanan tubuh kita terhadap pilek.
“Yang paling ekstrem adalah bayi, orang tua, dan orang yang memiliki kondisi medis tertentu,” jelas Segal-Maurer. “Bahkan juga orang yang mengonsumsi steroid rendah. Mereka semua tidak memiliki banyak antibodi, sehingga sel-sel yang seharusnya berfungsi untuk melawan infeksi tidak dapat bekerja dengan baik. Jadi, ketika mereka terserang pilek atau flu, mereka akan memiliki kondisi yang lebih parah. Semua orang rentan terhadap virus, namun pilek yang menyerang kita hanya selama 24 jam, mungkin bisa jadi menetap selama seminggu untuk orang lain.”