Berita Kesehatan
Tips Mengatasi Anak yang Suka Mengisap Jempol
Sabtu, 01 Feb 2020 10:19:01

Kebiasaan suka mengisap jempol memang menjadi kebiasaan yang cukup meresahkan orang tua. Kalau dibiarkan terus, bisa berdampak negatif bagi anak.

Kebiasaan mengisap jari adalah perilaku dasar yang ada pada bayi yang baru lahir. Terdapat dua tipe dari kebiasaan ini. Pertama, sebagai proses pemberian nutrisi bayi yaitu menyusui. Kedua, mengisap empeng atau jempol sebagai cara untuk membuat bayi merasa nyaman dan aman.

Dampak Negatif Mengisap Jempol

Sebenarnya, kebiasaan ini wajar dan umum di kalangan anak-anak. Asal, jangan berlanjut sampai usia lebih dari 4-5 tahun. Bila kebiasaan ini berlanjut, ada bahaya mengisap jempol yang dapat dialami anak, antara lain berikut ini.

1. Gangguan Fungsi Bicara

Menurut penelitian dalam Journal of Dentistry, Medicine and Medical Sciences, salah mengucap huruf seperti T dan huruf D dapat terjadi. Anak juga cenderung menjulurkan lidah ketika bicara.

Posisi jempol yang menahan posisi lidah ke bawah dan depan, membuat posisi lidah jadi tidak seperti seharusnya. Hal ini membuat beberapa suara atau huruf yang dibaca terdengar salah.

2. Gangguan Psikologis

Biasanya, terjadi di lingkungan sekolah. Anak yang mengisap jempol cenderung acuh terhadap apa yang terjadi di sekitarnya.

Kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi juga dapat dialami. Ditambah lagi dengan adanya kemungkinan menjadi korban bullying di antara teman-temannya.

3. Memengaruhi Susunan dan Lengkung Gigi menjadi Tidak Normal

Misalnya, lengkung gigi atas dan bawah menjadi menyempit. Langit-langit pun semakin dalam, gigitan terbalik dan terbuka, posisi rahang bawah masuk ke dalam, dan ada celah di tengah-tengah gigi atas.

Tips Mengatasi Kebiasaan Anak Suka Mengisap Jempol

Kebiasaan ini bisa, kok, dihilangkan! Berikut tips yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi kebiasaan anak yang gemar mengisap jempol ini.

  1. Datang ke dokter gigi, supaya anak dapat mendengarkan penjelasan dari dokter mengenai dampaknya mengisap jempol. Sehingga, anak mau berusaha untuk menghentikan kebiasaannya.
  1. Lebih baik, berikan pujian atas keberhasilannya tidak mengisap jempol daripada mengomel atau memarahi.
  1. Biasanya anak mengisap jempol saat merasa tidak nyaman. Sebaiknya Anda fokus untuk menenangkannya, sambil mengatasi penyebab kecemasannya.
  1. Berikan anak sebuah bentuk penghargaan. Misalnya dengan menempel stiker di kalender saat ia berhasil untuk tidak mengisap jempol terutama pada momen dimana ia paling membutuhkannya.
  1. Mengoleskan minyak pahit atau cat kuku yang tidak berbahaya setiap pagi atau malam sebelum tidur.
  1. Pasangkan sarung tangan, perban, atau plester agar anak ingat untuk tidak mengisap jempol.
  1. Jika sudah diingatkan dan dengan cara reward juga tidak berhasil, maka bisa dibuatkan alat bantu tambahan. Contohnya palatal crib yang cekat atau bisa dilepas-pasang sendiri, thumbguard, dan lainnya.
  1. Bila sudah menyebabkan kelainan pada struktur wajah dan posisi gigi, maka perlu dilakukan perawatan kawat gigi disertai dengan alat tambahan seperti quad helix.
  1. Dapat dilakukan juga terapi orofacial bila kebiasaan ini sudah memengaruhi posisi lidah, bibir, dan mulut. Tapi, terapi ini baru bisa dilakukan kalau kebiasaan mengisap jempol sudah dihilangkan terlebih dulu.
  1. Melakukan hipnosis dengan ahlinya.

Kebiasaan mengisap jempol lebih banyak dilakukan ketika anak sedang sendiri, misalnya saat bayi tidur di kamar terpisah dari orangtuanya. Oleh karena itu, penanganan yang tidak terlalu memerlukan pengawasan ketat biasanya akan lebih berhasil mengatasi kebiasaan ini dibanding dengan pengawasan ketat terus-menerus.